• Beranda
  • Berita
  • IPB inovasi kayu putih menjadi permen anti-sariawan

IPB inovasi kayu putih menjadi permen anti-sariawan

25 Februari 2014 22:29 WIB
IPB inovasi kayu putih menjadi permen anti-sariawan
Peneliti dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB Hanny Wijaya memperlihatkan permen Cajuputs yang terbuat dari campuran minyak atsiri dan kayu putih (ANTARA FOTO/Jafkhairi)

Kayu putih tidak hanya bisa dibuat minyak, tetapi bisa `disulap` menjadi permen pencegah sariawan,"

Bogor (ANTARA News) - Peneliti yang juga guru besar Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Prof Hanny Wijaya melakukan inovasi dengan memanfaatkan tanaman kayu putih menjadi permen yang bisa mencegah penyakit sariawan.

"Kayu putih tidak hanya bisa dibuat minyak, tetapi bisa disulap menjadi permen pencegah sariawan," katanya melalui Kantor Humas IPB di Jakarta, Selasa.

Hanny Wijaya bersama peneliti lain melakukan riset itu mulai tahun 1996 hingga sekarang.

Ia menjelaskan permen yang diberi nama "Cajuput Candy" ini mampu menekan viabilitas "Candida albicans" sebagai mikroba penyebab infeksi pada luka di rongga mulut (sariawan).

Menurut dia, selain sariawan "Cajuput Candy" juga dapat melegakan tenggorokan, mencegah iritasi, mengobati luka, rubefacien (melemaskan otot), menghambat jamur dan "anthelmintic".

Selain itu, kata dia, permen tersebut juga efektif sebagai obat demam dan sebagai ekspektoran dalam kasus "laryngitis" (radang larynx/tenggorokan) dan bronchitis (radang paru-paru).

Dikemukakannya bahwa pada penelitian terbarunya menghasilkan "Cajuputs Candy" nonsukrosa dengan kesan yang lebih "soft" dan "mouthfeel" yang lebih lembut.

Ia mengatakan bahwa Direktoret Riset dan Kajian Strategis IPB telah mengajukan hak paten dengan nomor pendaftaran P00201201030.

"Cajuput Candy" nonsukrosa ini, katanya, pada 2011 menjadi salah satu dari 103 Inovasi Paling Prospektif di Indonesia.

Sedangkan pada 2012 "Cajuputs Candy original" juga terpilih sebagai salah satu penerima Anugerah Kekayaan

Intelektual Luar Biasa (AKIl) yang diberikan oleh enam kementerian, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Produk itu juga mendapat pengakuan sebagai "ASEAN Food

Products" pada 13th ASEAN Food Conference 2013 di Singapura, demikian Hanny Wijaya.

(A035/N005)

Pewarta: Andi Jauhari
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014