• Beranda
  • Berita
  • Pemimpin Korea Utara kecam "invasi" budaya dari luar

Pemimpin Korea Utara kecam "invasi" budaya dari luar

26 Februari 2014 15:10 WIB
Pemimpin Korea Utara kecam "invasi" budaya dari luar
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (REUTERS/Kyodo)
Seoul (ANTARA News) - Kantor Berita Nasional Korea Utara pada Rabu melaporkan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un memperingatkan warganya akan adanya peningkatan "invasi budaya", dimana hal itu mencerminkan kekhawatiran pemerintah Korea Utara atas ketidakmampuannya untuk mencegah masuknya pengaruh dari dunia luar.

"Kita harus menyiapkan semacam jaring nyamuk dengan dua atau tiga lapisan untuk mencegah masuknya racun kapitalis yang terus-menerus disebarkan oleh musuh setelah racun itu sempat masuk melintasi perbatasan ke wilayah Korea Utara," kata Kim seperti dikutip oleh kantor berita resmi Korut KCNA.

"Kita juga harus mengambil inisiatif dalam menggagalkan plot imperialis untuk melakukan invasi ideologi dan budaya," ujarnya.

Pengawasan konstan, indoktrinasi berat, ancaman hukuman penjara, dan bahkan ancaman eksekusi yang diberlakukan pemerintah Korut tampaknya tidak terlalu berhasil dalam menghambat permintaan warga Korut terhadap berita dan hiburan dari luar.

Menurut beberapa pembelot dari Korea Utara, produk-produk DVD dan USB berharga rendah, yang sebagian besar isinya adalah serial TV dan sinetron Korea Selatan, sudah mulai banyak tersedia di pasar-pasar gelap di Korut.

Sebuah berita di harian konservatif Korea Selatan JoongAng Ilbo, yang belum dikonfirmasi kebenarannya, melaporkan bahwa 80 warga Korut telah dieksekusi dalam suatu tindakan keras pemerintah terhadap penyebaran drama asing di Korea Utara.

Dalam pidato upacara penutupan konferensi para pejabat tinggi ideologis dari Partai Buruh yang berkuasa di Korut, Kim juga menekankan perlunya meningkatkan upaya indoktrinasi dan mencegah munculnya "pengikut paham faksionalisme" (kecenderungan untuk berfraksi).

Pada Desember lalu, Kim mengeluarkan perintah untuk penangkapan dan eksekusi mantan mentor politiknya yang juga pamannya, Jang Song-Thaek. Tindakan itu ia anggap sebagai pukulan keras bagi "sampah-sampah pengikut paham faksionalisme" dalam partai.

Rezim pemerintah Korea Utara selama ini berhasil mengisolasi penduduknya dari dunia luar selama beberapa dekade, tetapi kekuatan profilaksis yang menjadi penghalang masuknya informasi itu telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir.

Ponsel-ponsel China selundupan memungkinkan para warga Korut yang tinggal di dekat perbatasan untuk terhubung dengan server-server milik China dan bertelepon ke luar negeri, sementara televisi kabel yang diprogram ulang memungkinkan warga Korut untuk mengakses siaran-siaran dari luar.

DVD, MP3 player, dan USB yang diselundupkan telah membawa segala jenis hiburan dari luar ke Korut, yakni mulai dari berita hingga serial drama TV Korea Selatan.

Hiburan itu pun "ditularkan dari satu orang ke orang lain di Korut, meskipun pemerintah telah berulang kali melakukan tindakan keras.
(Y012)


Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014