Chrisye bercerita langsung pada penonton yang hadir di Konser Dekade tahun 2003 silam. 11 tahun kemudian, Chrisye berbagi ceritanya dengan penonton di panggung Clear D2 Clear Jakarta International Java Jazz Festival.
Chrisye memang telah tiada, tapi nama dan karyanya selalu dikenang. Buktinya, penonton berbondong-bondong datang berebut kursi yang disediakan.
Penata artistik Oleg Sanchabakhtiar membuat pertunjukan "Legendary Chrisye Dekade Project" dengan menggabungkan potongan video konser Dekade Chrisye dengan penampilan langsung di panggung.
Chrisye pun menyanyikan "Semusim".Tak lama, band dan penari dari Alfa Plus dancer pun tampil membawakan "Dara Manisku".
Video konser itu tidak hanya berisi penampilan Chrismansyah Rahadi di atas penggung. Dalam potongan video, penonton diajak mengintip bagaimana Chrisye menggarap albumnya di Australia.
Insiden kecil yang membuat Chrisye naik darah pun tak luput diabadikan. Saat berada di Australia, Chrisye sangat kesal karena kopernya tertinggal di suatu kota akibat kelalaian salah satu maskapai penerbangan.
Tiba giliran Budi Cilok tampil di panggung. Dengan karakter vokalnya yang mirip Iwan Fals, Budi membawakan "Lilin Kecil", lagu yang dibawakan Chrisye sekitar tahun 1976. Ia duet bersama Amir Zidane dengan iringan gitar akustik.
Lagu-lagu Chrisye pun tidak hanya dibawakan secara solo atau duet. Saat lagu "Di Bawah Sinar Bulan Purnama", yang dinyanyikan Chrisye dalam album "Dekade" (2002), Septian Dwi Cahyo berpantomim. "Seperti yang Kau Minta" pun mendapat sentuhan gamelan Jawa, lengkap dengan Nanang HP yang mendalang.
Penampilan cuplikan video di "Legendary Chrisye Dekade Project" rupanya membuat penonton bosan. Sedikit demi sedikit, penonton keluar ruangan, beralih ke panggung lain.
Penampilan pada Sabtu (1/3) malam itu ditutup oleh rekan Chrisye, Fariz RM, yang membawakan "Serasa" dan "Sakura Dalam Pelukan".(*)
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014