Aksi bom molotov tindakan premanisme

4 Maret 2014 22:54 WIB
Aksi bom molotov tindakan premanisme
ilustrasi Seorang warga melintas di sekitar ruko milik Musanto yang dilempari bom molotov, di Jl. Ismail Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (21/2). (ANTARA/Dedhez Anggara)

Itu bisa saja tindakan premanisme, saya tidak ingin terjebak dengan aksi itu. Yang jelas persoalan ini sudah ditangani pihak hukum untuk menelusurinya,"

Makassar (ANTARA News) - Ketua DPD I Partai Demokrat Sulawesi Selatan Ilham Arief Sirajuddin menyikapi aksi pelemparan bom molotov di posko pemenangan Calon Anggota Legisilatif untuk DPR RI Aliyah Mustika Ilham sebagai tindakan premanisme.

"Itu bisa saja tindakan premanisme, saya tidak ingin terjebak dengan aksi itu. Yang jelas persoalan ini sudah ditangani pihak hukum untuk menelusurinya," kata Ilham di sela temu wartawan untuk Konvensi Demokrat di Makassar, Selasa.

Menurut dia, aksi tersebut merupakan tindakan yang tidak terpuji dan ada unsur kesengajaan ingin merusak tatanan demokrasi di Sulsel dengan melakukan hal-hal yang tidak sewajarnya.

"Sudah saya sampaikan kepada pimpinan cabang agar tidak reaktif, nanti kita coba telusuri bersama apa motifnya. Jangan kemudian kita mau terprovokasi. Saya mengimbau agar kader tetap tenang biarkan pihak berwajib melakukan tugasnya," ujar suami Aliyah Mustika ini

Posko pemenangan calon anggota DPR RI dari Partai Demokrat, nomor urut tiga, Aliyah Mustika, di Jalan Abubakar Lambogo, dilempari bom molotov, pada Selasa 4 Februari 2014 diduga sekitar pukul 03.00 Wita dini hari.

Dalam peristiwa itu tidak menyebabkan kerusakan parah, namun hanya menimbulkan bekas warna hitam di lantai posko dan pecahan botol berserakan.

Sementara Kepala Sub Bagian Humas Polrestabes Makassar, AKBP Mantasia, menuturkan, pelemparan bom molotov diduga dilakukan sekelompok anak muda sedang mengendari sepeda motor kemudian secara tiba-tiba melemparkan bom molotov kearah poska lalu melarikan diri.

"Dari lokasi kejadian ditemukan satu botol dengan sumbunya tetapi sudah pecah dan tidak dalam keadaan menyala. Kami masih terus melakukan penyelidikan untuk mengembangkan kasus ini," katanya.
(KR-DF/T007)

Pewarta: Darwin Fatir
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014