• Beranda
  • Berita
  • Konsep "social enterprise" potensial jadi solusi petani

Konsep "social enterprise" potensial jadi solusi petani

11 Maret 2014 05:22 WIB
Konsep "social enterprise" potensial jadi solusi petani
ilustrasi wirausaha tani (FOTO ANTARA/Anis Efizudin)
Jakarta (ANTARA News) - Konsep social enterprise yakni usaha yang aktif melibatkan komunitas untuk mencari keuntungan bersama sangat potensial menjadi solusi bagi persoalan petani di Indonesia.

"Permasalahan penduduk desa selama ini adalah memiliki potensi besar dalam komoditas pertanian, namun tidak bisa mengoptimalkannya sehingga memerlukan sebuah konsep untuk solusi. Saya kira konsep social enterprise ini bisa jadi solusi," kata pencetus social enterprise AgriSocio Alfi Irfan di Jakarta.

Ia mencontohkan, petani selama ini umumnya kurang memiliki akses terhadap teknologi, kelembagaan, pasar, dan hubungan eksternal.

Alfi mengatakan, konsep sosial enterprise memang masih sangat jarang dikembangkan di Indonesia bahkan belum banyak yang mengenalnya secara lebih mendalam.

"Jika LSM bersifat non-profit dan perusahaan swasta bersifat profit maka social enterprise adalah penganut dari kedua bidang ini, bisnis ini biasa juga disebut business for social progress," katanya.

Menurut dia, hal itu berbeda dengan program corporate social responsibilities (CSR) perusahaan yang merupakan kewajiban perusahaan swasta untuk berkontribusi terhadap lingkungan sekitar yang termasuk dalam peraturan pemerintah.

"Social enterprise atau SE bergerak bersama masyarakat untuk mencari keuntungan tersebut. Ciri khas dari SE antara lain adalah adanya sistem profit sharing dalam bisnis," katanya.

Ia mengatakan, dirinya membentuk AgriSocio sebagai bagian dari social enterprise yang berfokus pada bidang pertanian dan sektor terkait.

Alfi yang sukses meraih predikat wirausaha muda terbaik tingkat dunia di Singapura akhir tahun lalu itu saat ini sudah melibatkan istri-istri petani untuk mengolah minuman berbahan dasar rempah-rempah melalui wadah AgriSocio yang berkonsep SE.

"Kita melihat kalangan terdidik di Indonesia yang proporsinya sangat kecil dalam hal jumlah juga memiliki potensi untuk membantu percepatan penyelesaian masalah ini," katanya.

Oleh karena itu, AgriSocio dibentuk untuk menyelesaikan permasalahan petani dengan mengajak "educated community to contribute to the villages by local branding concept".

"Komunitas AgriSocio memiliki peranan untuk membuat sistem pertanian terpadu di desa tersebut dan pemunculan konsep branding product di desa tersebut," katanya.

Alfi berharap konsepnya dapat direplikasi oleh wirausaha muda yang lain.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014