"Kami sudah mendapatkan informasi penemuan mayat wisatawan Jepang dari kepolisian di Malang," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Klungkung Ajun Komisaris Nyoman Wirajaya di Semarapura, Minggu.
Menurut dia, Kepala Satuan Polisi Air Polres Malang Ajun Komisaris Slamet Prayitno menyampaikan ciri-ciri mayat tersebut sebagaimana diumumkan oleh pihak Kepolisian Daerah Bali.
"Pihak keluarga dan Konsul Jepang di Bali segera menuju Malang untuk memastikan jasad tersebut. Jasad tersebut akan dites DNA," kata Nyoman Wirajaya.
Penyelam perempuan yang diketahui bernama Shoko Takahashi itu salah satu dari enam orang wisatawan Jepang yang menyelam di kawasan hutan bakau Jungut Batu, Nusa Lembongan, pada 14 Februari 2014.
Lima penyelam ditemukan selamat empat hari kemudian, sedangkan satu lainnya, yakni Ritsuko Miyata ditemukan tewas tak jauh dari lokasi kejadian.
Tim gabungan yang terdiri dari SAR dan Polair Polda Bali menghentikan pencarian terhadap jasad Takahashi yang bersuamikan pria asal Bali dan menetap di kawasan Pamogan, Kota Denpasar, dengan membuka usaha penjualan perlengkapan selam.
Nyoman Wirajaya mendapatkan informasi bahwa jasad perempuan berusia 35 tahun itu ditemukan nelayan di perairan sekitar Pulau Sempu, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing, Kabupaten Malang, pada 14 Maret 2014 atau sebulan setelah peristiwa itu terjadi di Nusa Lembongan.
Saat ditemukan, jasad tersebut dalam keadaan tanpa kepala, pergelangan tangan kanan dan kiri, serta telapak kaki kanan dan kiri.
Namun tubuh korban masih terbungkus pakaian selam warna hitam dan tabung oksigen di bagian punggungnya.
Nelayan yang menemukan jasad tersebut melapor ke Mapolsek Sumbermanjing.
Saat didatangi petugas, jasad tersebut sempat hilang dan berhasil ditemukan lagi di posisi 400 meter dari lokasi penemuan pertama.
Jasad Takahashi langsung dievakuasi menuju dermaga Sendangbiru pada pukul 18.00 Wita dan untuk selanjutnya dibawa ke rumah sakit terdekat.
Pewarta: Gembong Ismadi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014