Warga Tlogolele, Kecamatan Selo, yang letaknya sekitar empat kilometer dari puncak Merapi setelah mendengar suara gemuruh keras berhamburan keluar dari rumah untuk melihat kondisi gunung yang teraktif di dunia itu.
Menurut Budi Harsono, mantan Kepala Desa Tlogolele, peristiwa suara gemuruh dari puncak Merapi itu terjadi sekitar pukul 13.15 WIB.
"Suara gemuruh terdengar sangat keras sehingga ratusan warga sempat panik beramburan ke luar rumah untuk melihat kejadian itu," katanya.
Padahal, sebagian warga Tlogolele, sebelumnya menghadiri pertemuan dengan Menteri Pertanian Siswono dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam acara panen raya cabai di lapangan Tlogolele..
"Acara Menteri itu, selesai sekitar pukul 11.15 WIB, dan warga kemudian pulang ke rumah masing-masing. Namun, mereka sempat panik keluar rumah setelah Merapi bergemuruh selama sekitar tiga menit," katanya.
Menurut Budi Harsono, saat Merapi terdengar gemuruh keras, tetapi warga tidak bisa melihat kondisi puncak karena tertutup kabut tebal.
"Namun, warga ada yang melihat sekilas hembusan ke arah vertikal dari puncak, tetapi wilayah Tlogolele masih aman-aman saja tidak ada hujan abu maupun kerikil," kata Budi.
Menurut dia, kondisi Merapi hingga sekitar pukul 15.00 WIB masih tertutup awan, sehingga tidak terlihat jelas dari wilayah Tlogolele. Namun, di kawasan puncak turun hujan gerimis dan cuara mendung.
Sememntara itu, Tumar (45), salah satu tokoh masyarakat Desa Jrakah Selo, mengatakan bahwa warga setempat memang sempat panik dengan adanya suara gemuruh dari puncak Merapi yang terdengar dari Desa Jrakah atau di sebelah baratnya.
"Warga yang sempat panik tidak lama, mereka menunggu beberapa menit kemudian kembali masuk rumah dan beraktivitas kembali," kata Tumar.
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014