Duduk terlalu lama dapat lemahkan tulang

7 April 2014 10:44 WIB
Duduk terlalu lama dapat lemahkan tulang
Ilustrasi (ANTARA News)
Jakarta (ANTARA News) - Sebuah studi menemukan, remaja yang tak banyak bergerak atau hanya duduk sepanjang hari memiliki kepadatan mineral tulang yang rendah (bone mineral density atau BMD).

Hal ini cenderung dialami anak laki-laki.  

Untuk sampai pada kesimpulan ini, Dr. Anne Winther dari Arctic University of Norway dan koleganya meneliti penggunaan komputer pada anak-anak di akhir pekan.

Mereka mengambil data pada 2010-2011 yang melibatkan 463 anak perempuan dan 484 anak laki-laki yang berusia 15 sampai 18 tahun.

Hasil penelitian menunjukkan, anak laki-laki yang paling banyak menghabiskan waktu di duduk depan meja komputer mereka pada akhir pekan, kepadatan tulangnya menurun.

Hal ini tak terjadi pada anak perempuan yang menghabiskan waktu enam jam duduk di depan meja komputer.

Mereka justru memiliki kepadatan tulang yang lebih tinggi, dibandingkan anak perempuan lain yang duduk di depan meja komputer selama kurang dari 1,5 jam.

"Temuan kami untuk anak perempuan,  menarik dan layak dieksplorasi lebih lanjut dalam studi lain dan kelompok masyarakat , " kata Dr. Anne Winther seperti dilansir Medical Daily.

Ia mengatakan, temuan penelitian ini pada anak laki-laki di sisi lain jelas menunjukkan perilaku menetap seperti duduk diam selama masa remaja berdampak negatif pada kepadatan tulang mereka.

Di antaranya adalah risiko osteoporosis dan patah tulang di kemudian hari.  

BMD atau kepadatan mineral tulang adalah kesehatan tulang yang diukur dengan konsentrasi mineral seperti kalsium (zat penting untuk mencegah fraktur atau patah tulang).

Kepadatan mineral yang rendah biasanya menyebabkan tulang lemah dan meningkatkan risiko patah tulang.

Bagi remaja, memiliki BMD yang tinggi jelaslah penting, untuk mencegah patah tulang pada usia yang lebih dewasa. Pada usia dewasa, risiko patah tulang lebih mungkin sering terjadi.

"Kepadatan mineral tulang adalah prediktor yang kuat untuk  risiko patah tulang pada masa depan, " kata Dr. Winther.

Penerjemah:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014