Kediri (ANTARA News) - Jaringan Gusdurian menyebut jika negara ini membutuhkan sosok pemimpin yang berintegritas dan terpilih melalui pemilu yang tidak manipulatif, demikian diungkapkan oleh kata Koordinator JGD TRaP Sekretariat Nasional JGD Aan Anshori.JGD TRaP berkepentingan agar pemilu 2014 ini tidak seperti sebelumnya dimana manipulasi dan jual-beli suara sudah menjadi rahasia umum."
Aan mengatakan, dalam Pemilu Legislatif yang berlangsung hari ini, Rabu (9/4), jaringan Gusdurian akan melibatkan 150 relawan untuk memantau hasil Pemilu Legislatif 2014 dengan mengimplementasikan program JGD TRaP (transparansi hasil pemilu).
"Para relawan ini akan memantau hasil pemilu legislatif di 120 kabupaten/kota yang tersebar di hampir seluruh Indonesia," katanya dalam rilis yang diterima, Rabu.
Ia mengatakan, jaringan Gusdurian sengaja mengumpulkan para kader penggerak komunitas yang bersedia melanjutkan nilai dan gerakan almarhum KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur, melalui jalan kultural atau nonpolitik praktis.
Pihaknya juga menyebut, jaringan ini berada dalam komando Alissa Wahid putri yang tak lain adalah putri sulung Gus Dur.
Di Jatim, Aan mengatakan ada sekitar 26 kota yang menjadi lokasi pemantauan dari program JGD TRaP tersebut. Kota itu di antaranya Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Kediri, Blitar, dan sejumlah kota lainnya. Tim yang tergabung akan memantau dan melaporkan hasil pelaksanaan pemilu.
Program JGD TRaP muncul, lanjut dia, sebagai upaya konkrit jaringan Gusdurian (JGD) untuk terlibat dan memastikan perbaikan kualitas pemilu legislatif yang diselenggarakan pada Rabu (9/4).
Aan menyebut, pemilu 2014 ini menghabiskan anggaran yang cukup besar sekitar Rp15 triliun, dua kali lipat dari biaya pemilu sebelumnya. Nominal ini tentunya tidak bisa dikatakan sedikit sebagai ongkos perbaikan demokrasi.
"JGD TRaP berkepentingan agar pemilu 2014 ini tidak seperti sebelumnya dimana manipulasi dan jual-beli suara sudah menjadi rahasia umum," ujarnya.
Pihaknya juga mengingatkan kepada seluruh penyelenggara pemilu dan partai politik agar tidak melakukan hal-hal bodoh yang bisa mencederai kualitas demokrasi tahun ini.
Pemilu legislatif berlangsung hari ini. Di Kota Kediri, pemilu itu akan diikuti sebanyak 208.451 pemilih yang tersebar di tiga kecamatan. Mereka terdata sebagai pemilih tetap.
Namun, jumlah pemilih di kota yang terkenal dengan sebutan "kota tahu" ini masih ditambah dengan pemilih yang menggunakan formulir A5 (surat keterangan pindah memilih) dan pemilih yang menggunakan haknya dalam daftar pemilih khusus.
KPU Kota Kediri mendata lebih dari 1.000 orang telah terdaftar dalam formulir A5. Mereka bisa menggunakan hak pilihnya untuk memilih di TPS tujuan.
Walaupun terdapat warga yang mengajukan formulir A5 serta pemilih yang masuk dalam daftar pemilih khusus, KPU Kota Kediri tidak mengajukan tambahan surat suara. Stok surat suara, yaitu sesuai dengan jumlah DPT ditambah 2,5 persen dari DPT diperkirakan akan cukup. (FQH)
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014