• Beranda
  • Berita
  • Kemenag: haji gunakan hotel atau bukan pemondokan

Kemenag: haji gunakan hotel atau bukan pemondokan

16 April 2014 09:05 WIB
Kemenag: haji gunakan hotel atau bukan pemondokan
foto arsip - Petugas pondokan memeriksa kamar di Mekah (ANTARA/SAPTONO)
Jakarta (ANTARA News) - Seluruh jemaah haji pada musim haji 1435 H/2014 M akan menggunakan hotel atau bukan pemondokan lagi.

"Untuk musim haji sekarang menggunakan istilah hotel, bukan pemondokan. Hampir semuanya bintang tiga ke atas dan semua dilengkapi musala," kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Anggito Abimanyu di Jakarta, Selasa malam.

Anggito mengemukakan hal itu di hadapan para Kepala Bidang Haji Kemenag Provinsi seluruh Indonesia saat membuka Orientasi Pelayanan Transportasi Udara Jamaah Haji Indonesia, Jakarta, Selasa malam.

Pada acara itu, Dirjen PHU menjelaskan berbagai persiapan di Arab Saudi.

Tim perumahan sudah mendapatkan sekitar 116 hotel yang akan ditempati calon jamaah haji Indonesia.

"Hotel calon jemaah haji Indonesia lebih nyaman dengan pelayanan lebih bagus juga. Pintu masuknya menggunakan kartu, kamar dilengkapi TV, kulkas, mesin cuci, dan fasilitas dapur," kata Anggito.

Lebih lanjut dia mengemukakan di daerah Jarwal ada yang sekelas bintang lima. "Sekarang betul-betul menengah ke atas. Tidak ada yang sekelas bintang dua. Meski tetap ada perbedaan kualitas hotel, namun semuanya ada di kisaran standar hotel bintang tiga sampai lima," katanya.

Untuk memberikan rasa keadilan, penempatan jemaah haji Indonesia menggunakan sistem qurah (undian).

"Agar lebih adil, kita melakukan sistem qurah," katanya.

Senada dengan itu, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis juga menyatakan bahwa standar perumahan jamaah haji tahun ini meningkat, dari apartemen ke hotel.

Namun, Sri Ilham menegaskan, perlunya antisipasi dan sosialisasi kepada calon jamaah haji Indonesia.

"Perubahan profile akomodasi ini perlu sosialisasi kepada jemaah haji, khususnya bagi yang belum pernah keluar negeri atau belum pernah tinggal di hotel," tegas Sri Ilham.

Menurut Sri Ilham, standar dasar hotel calon jamaah haji Indonesia mencakup luas lobi yang tidak kurang dari 50 meter persegi, kapasitas lift memadai, ada tempat jemuran, dapur, ruang makan, dan tempat salat.

Sri Ilham menambahkan bahwa penempatan jamaah laki-laki dan perempuan pada penyelenggaraan haji tahun ini akan dipisah.

Peraturan ini berlaku baik untuk jamaah maupun petugas, termasuk suami-istri.

Berbeda dengan sebelumnya, pada penyelenggaran haji 1435H ini, setiap musala hotel akan dimakmurkan dengan beragam kegiatan pengajian.

Anggito menambahkan bahwa Direktur Pembinaan Haji akan melakukan program khusus untuk memakmurkan mushalla di hotel.

"Nantinya akan dibuat forum-forum untuk melakukan pengajian," kata Anggito.

Jarak Hotel
Sri Ilham Lubis menjelaskan seiring perluasan Masjidil Haram dan pembongkaran beberapa bangunan di sekitanya, maka jumlah hotel dengan kualitas yang bagus dan dekat dengan Masjidil Haram semakin sedikit.

"Beberapa hotel yang dekat bangunannya dengan Masjidil Haram kurang bagus dan kadang malah dikeluhkan oleh jamaah," terang Sri Ilham.

Untuk tahun 1435 H, jarak hotel calon jamaah haji Indonesia yang terjauh dari Masjidil Haram adalah 4 km, namun ada fasilitas transportasi.

"Kalau tahun lalu yang diberikan fasilitas transportasi adalah pemondokan yang jaraknya dari Masjidil Haram di atas 2 km, tahun ini yang berjarak 2 km pun diberi layanan transportasi," kata Sri Ilham.

"Sekitar 80 persen calon jamaah haji kita menempati hotel dengan jarak 2 km ke atas dan semuanya akan diberi layanan transportasi," imbuhnya.

Sri Ilham menambahkan bahwa ada juga pemondokan yang dekat, dan berjarak sekitar 600 m dari Masjidil Haram.

Pewarta: Edy Supriatna Sjafei
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014