Si Unyil ingin mendunia

21 April 2014 08:20 WIB
Si Unyil ingin mendunia
Pak Raden dan karakter-karakter dalam film boneka Si Unyil.(ANTARA/Reno Esnir)
Jakarta (ANTARA News) - Karakter fiksi asli Indonesia Si Unyil juga ingin mendunia seperti Doraemon dari Jepang dan Superman dari Amerika.

Perum Produksi Film Negara (PFN), yang sudah mendapatkan hak komersial Si Unyil selama 10 tahun ke depan, menyiapkan strategi untuk membawa karakter-karakter dalam film boneka Si Unyil, yang pertama kali muncul di layar TVRI tahun 1981, ke masyarakat internasional.

Unyil, Usro, Ucrit, Endut, Cuplis, Pak Ogah, Pak Raden, Mbok Bariah, Meilani, dan Bang Togar akan dimunculkan lagi dalam film animasi tiga dimensi (3D), mini operet serta permainan telepon genggam dan permainan komputer.

PFN juga akan memasarkan boneka karakter-karakter dalam film Si Unyil dan upaya lain untuk menyandingkan Unyil dengan karakter-karakter fiksi dunia yang lain seperti mimpi penciptanya, Pak Raden atau Drs Suyadi yang usianya kini mendekati 82 tahun.

"Kami berupaya membuat Si Unyil menjadi go international layaknya karakter lain. Dia bisa bersanding dengan tokoh-tokoh fiksi, misalnya saja Captain America, Spiderman, Superman dan karakter lain yang telah lebih dulu mengglobal," kata Direktur Utama Perum PFN Shelvy Arifin saat ditemui Antara.

Badan usaha milik negara bidang perfilman itu akan memulai langkah dengan berusaha mengulang kesuksesan film boneka tangan Si Unyil lewat film animasi.

Latar ceritanya masih sama dengan film bonekanya, Desa Suka Maju yang asri, hijau, rindang dan berhutan lindung.

Karakter di desa dengan rumah-rumah berpagar bambu itu digambarkan beragam, ada Pak Raden yang asli Jawa, penjual rujak cingur Mbok Bariah yang berlogat Madura, Meilani yang keturunan Tionghoa dan Bang Togar dari Batak.

Shelvy mengatakan animasi Si Unyil tidak hanya akan menonjolkan cerita, tapi juga gambar berkualitas bagus.

"Grafis Si Unyil harus lebih baik dari Ipin dan Upin. Tantangannya adalah kami harus bisa menuliskan cerita yang kuat. Bagusnya grafis saja tidak cukup untuk mendapatkan reaksi positif dari pasar," katanya.

"Intinya kami ingin bilang bahwa Unyil itu mampu menguatkan karakter bangsa. Unyil ini bisa menjadi gambaran anak Indonesia," katanya.

"Konsep grafisnya kami dapatkan dari Pak Raden. Karakternya sudah sempurna."


Pekerjaan besar


PFN punya pekerjaan rumah besar untuk menjadikan Si Unyil film animasi yang mampu merebut hati masyarakat Indonesia dan dunia, bersaing dengan film-film animasi Amerika dan Jepang yang sudah menguasai pasar.

"Tentu jalan yang harus kami tempuh adalah membuat Unyil dan kawan-kawannya berada di dalam cerita kekinian tanpa melepaskan karakter aslinya sehingga Unyil mampu diterima masyarakat dan bisa bersaing dengan karakter lain terutama karakter dari luar negeri yang sudah terlebih dahulu tenar dan mendunia," katanya.

PFN berencana membuat serial animasi dengan durasi 30 menit per episode yang terdiri atas dua cerita masing-masing sepanjang 15 menit.

"Pendekatan ceritanya akan menggunakan hal yang sama sebagaimana versi bonekanya," kata dia.

Di samping kesiapan teknis itu, ia mengatakan, pembuatan film animasi Si Unyil yang saat ini masih dalam tahap pra-produksi dan ditargetkan mulai tayang tahun 2015, masih terkendala masalah pendanaan.

PFN, yang sedang mulai bangkit dari keterpurukan, berusaha mengumpulkan dana untuk membuat film animasi Si Unyil, yang diharapkan bisa menjadi sarana pendidikan untuk anak.

"Memang saya akui PFN memiliki hutang yang cukup besar sekitar Rp11 miliar. Maka dari itu, pembiayaan itu akan berat jika berasal dari kami sendiri kecuali mencari sponsor baik dari pemerintah ataupun swasta," kata Shelvy.

"Tantangan utamanya berarti adalah untuk mengatur aliran dana. Kami sangat mengharap ada bantuan investasi, tambah dia. 

Menurut dia, PFN akan mengajak badan usaha milik negara lain seperti Bank Mandiri dan Telkom serta perusahaan swasta nasional ikut mendanai proyek Si Unyil tersebut.

"Kami yakin mereka punya kepedulian terhadap anak Indonesia," katanya.

Pak Raden juga ikut mengajak pemerintah dan swasta mensponsori proyek animasi tiga dimensi Si Unyil.

"Jika cinta anak Indonesia, maka berbondong-bondonglah pihak pemerintah termasuk swasta tanpa ragu mensponsori Si Unyil. Marilah kita rayakan ke-Indonesiaan dalam kampung bernama Suka Maju dan dukung Si Unyil generasi yang baru," katanya.



Oleh Anom Prihantoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014