Kesehatan aktivis veteran yang hampir dua dekade berada di bui karena komitmennya terhadap demokrasi itu, terus memburuk selama beberapa pekan terakhir.
Dia meninggal dunia di rumah sakit di Yangon, Senin pagi, seperti diungkapkan juru bicara Liga Nasional Demokrasi (National League for Democracy) Nyan Win kepada AFP.
Sementara itu pemakaman Win Tin akan dilakukan pada Rabu.
Win Tin menegaskan kembali dukungannya untuk pimpinan partai oposisi Aung San Suu Kyi beberapa hari sebelum ia meninggal, demikian dikatakan asisten setianya, Yar Zar.
"Kami sangat sedih kehilangan dia, seperti dunia ini sudah hilang," ungkapnya.
"Tapi kami masih punya banyak hal untuk dilakukan. Kami akan terus melanjutkan apa yang ingin dicapai olehnya dan akan terus mengikuti jalannya menuju demokrasi," tambahnya.
Myanmar memulai kebangkitannya pada 2001 sejak hampir setengah abad berada di bawah kekuasaan militer. Negara itu bangkit di bawah pemerintahan quasi-sipil yang telah memenangkan dorongan internasional untuk reformasi termasuk pembebasan ratusan tahanan politik.
Win Tin yang membentuk NLD dengan Suu Kyi pada 1988, dipenjara pada tahun berikutnya karena munculnya pemberontakan pro-demokrasi yang digerakkan oleh mahasiswa.
Ia dibebaskan oleh mantan pimpinan militer pada September 2008 dari penjara Insein Yangon sebagai bagian dari amnesti, demikian laporan AFP.
(A062)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014