KLH targetkan 1.000 program kampung iklim

22 April 2014 21:25 WIB
KLH targetkan 1.000 program kampung iklim
ilustrasi Perilaku Peduli Lingkungan Kondisi pemukiman di bantaran kali Ciliwung di Kampung Pulo, Jakarta. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Kami menargetkan terdapat sebanyak 1.000 Proklim pada 2020. Sebelumnya pada 2012, KLH mengusulkan 71 calon lokasi Proklim. Kemudian pada 2013 meningkat menjadi 180 lokasi,"

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menargetkan terdapat sebanyak 1.000 kampung iklim yang tersebar di seluruh Tanah Air pada tahun 2020.

"Kami menargetkan terdapat sebanyak 1.000 Proklim pada 2020. Sebelumnya pada 2012, KLH mengusulkan 71 calon lokasi Proklim. Kemudian pada 2013 meningkat menjadi 180 lokasi," kata Deputi III Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim KLH Arief Yuwono dalam acara diskusi di Jakarta, Selasa.

Proklim diluncurkan dalam acara rembuk nasional perubahan iklim pertama di Bali, Oktober 2011. Melalui pelaksanaan Proklim, pemerintah memberikan penghargaan terhadap masyarakat pada lokasi minimal setingkat RW/dusun/dukuh dan maksimal setingkat kelurahan atau desa, yang telah melakukan aksi lokal terkait dengan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan.

Aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dapat dikembangkan dan dilaksanakan di tingkat lokal mencakup pengendalian banjir, peningkatan ketahanan pangan, penanganan kenaikan muka air laut, pengendalian penyakit terkait iklim, dan lainnya.

"Keberadaan kelompok masyarakat dan tokoh lokal yang mampu berperan sebagai penggerak pelaksanaan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim," jelas dia.

Pengusulan lokasi Proklim kepada KLH dapat dilakukan oleh berbagai pihak baik secara individu maupun kelompok, yang mempunyai informasi bahwa masyarakat telah melakukan aksi lokal yang dapat mendukung upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

Sistem pengelolaan data Proklim berbasis web telah dikembangkan di KLH agar informasi mengenai kegiatan masyarakat dapat tersebar luas.

"Beragam kegiatan yang telah dilaksanakan masyarakat pada lokasi-lokasi yang menerima penghargaan Proklim menunjukkan bahwa aksi adaptasi dan mitigasi bukan hal yang sulit," jelas dia.

Sementara itu, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Mukti Jaya Rokan Hilir, Riau, Alkahfi Sutikno, mengatakan Proklim bukan sesuatu yang baru. Desanya telah melakukan program adaptasi dan mitigasi perubahan iklim sejak 1994.

Berbagai kegiatan yakni terdapat 983 kolam yang merupakan saluran drainase sekunder dan 431 kolam resapan, kemudian melakukan penghijauan secara intensif, melakukan pengaturan pola tanam, dan lainnya.

"Melalui progam ini, warga desa bisa menghemat 70 persen pengeluaran rumah tangga," kata Alkahfi. (*)

Pewarta: Indriani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014