"Pada masa pancaroba di akhir musim hujan ke musim kemarau ada kemungkinan seperti itu terjadi hujan es," kata Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mulyono Rahadi Prabowo di Jakarta, Rabu.
Mulyono menjelaskan, terjadinya hujan es karena disebabkan pertumbuhan awan ke atas maka pergerakan uap air naik dan bergerak ke atas, sehingga uap air menjadi dingin dan sekali waktu membeku.
"Maka jika turun akan menjadi hujan es, tapi biasanya tidak berlangsung lama antara lima sampai 10 menit," tambah dia.
Saat ini antara April dan Mei merupakan masa transisi dengan karakteristik sebagian hujan dan sebagian kemarau. Umumnya pagi hari cerah dan siang hingga sore pertumbuhan awan kuat.
Namun awan tumbuh tidak merata, seperti wilayah Jabodetabek yang menghadap ke utara yaitu ke laut, di pagi hari kecenderungan angin laut masuk membawa uap air sehingga di daerah Bogor pada pukul 11.00 WIB mulai tumbuh awan.
"Setelah itu angin mati, awan yang tumbuh itu beralih ke selatan, sore hari bergerak ke utara sehingga Jakarta Barat berpotensi terjadi hujan," katanya.
Masa pancaroba diprediksikan akan berlangsung hingga akhir Mei sehingga kemungkinan cuaca akan terus berubah hingga Juni yang diprakirakan sudah mulai memasuki musim kemarau.
"Biasanya kalau dari pagi sampai siang hari ada selisih suhu empat derajat maka ada kemungkinan terjadi hujan deras, maka kita rasakan sekarang pagi hari cerah cenderung panas tapi siang sampai sore hari hujan," tambah Mulyono.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014