• Beranda
  • Berita
  • Penyandang tuli dapat dimungkinkan mendengar lagi

Penyandang tuli dapat dimungkinkan mendengar lagi

24 April 2014 12:17 WIB

... orang-orang yang bergantung pada perangkat implan koklea akan dapat menikmati jenis suara dan nada yang lebih luas dan dinamis... "

Washington (ANTARA News) - Ada harapan baru untuk memungkinkan penderita tuli bisa mendengar lagi, setelah para peneliti Australia menemukan, getaran elektrik yang disalurkan melalui implan koklea, dapat digunakan menumbuhkan kembali saraf pendengaran pada orang dengan gangguan pendengaran parah.

Koklea adalah saluran tulang telinga buatan yang tersedia secara komersial sejak 1970.

"Orang-orang pemakai implan koklea dapat mendengar dan memahami pembicaraan secara baik, tetapi daya tangkap mereka terhadap nada tidak terlalu baik, sehingga mereka seringkali tidak dapat menikmati musik," kata profesor dari Universitas New South Wales, Gary Housley, dalam satu laman internet.

"Oleh karena itu, kami berharap setelah penelitian lebih lanjut ini, orang-orang yang bergantung pada perangkat implan koklea akan dapat menikmati jenis suara dan nada yang lebih luas dan dinamis. Penemuan ini sangat penting untuk membantu pendengaran mereka hingga dapat lebih memahami dunia sekitarnya dan mengapresiasi musik," ujar Housley. 

Penelitian selama lima tahun itu berfokus pada regenerasi sel saraf yang masih bertahan setelah seseorang kehilangan pendengaran akibat pengaruh usia atau lingkungan. 

Dengan menggunakan teknologi implan koklea yang sudah ada, sebagian besar sel indra pendengar dapat dihidupkan kembali dengan memberikan stimulasi listrik langsung ke saraf pendengaran di bagian dalam telinga.  

Suatu hal yang tidak dapat dilakukan implan koklea biasa karena implan koklea saat ini tidak dapat mengembalikan pendengaran normal.

Menurut para peneliti, ujung saraf pendengaran dapat beregenerasi jika neurotropin, yakni zat protein alami yang penting bagi pengembangan fungsi dan kelangsungan hidup sel-sel saraf, dikirimkan ke bagian sel pendengaran di dalam telinga yang dikenal sebagai koklea.

Hingga saat ini, penelitian itu telah terhenti karena penyaluran neurotropin secara lokal dan aman ke koklea tidak dapat dilakukan melalui pemberian obat, maupun dengan terapi gen berbasis virus.

Namun, dalam penelitian baru dengan memanfaatkan kelinci percobaan yang benar-benar tuli, para peneliti mengembangkan cara menggunakan getaran elektrik melalui implan koklea untuk menyalurkan larutan DNA, yang mengandung gen faktor neurotropik dari otak, ke sel-sel yang dekat dengan implan elektorode yang ditanamkan tersebut.  

Para peneliti mengatakan, dalam beberapa jam, sel-sel yang ada di dekat koklea mengambil DNA itu dan mulai memproduksi neurotropin.

Para peneliti pun menguji fungsi pendengaran hewan tuli itu dengan menggunakan uji respon batang otak pendengaran, yaitu teknik yang umum digunakan untuk mengukur pendengaran pada bayi yang baru lahir.

Hasilnya, mereka menemukan, hewan yang dulunya benar-benar tuli itu akhirnya kembali memiliki fungsi pendengaran yang hampir normal.

"Tidak ada seorang pun yang pernah mencoba menggunakan implan koklea untuk terapi gen ini. Dengan teknik kami, implan koklea dapat sangat efektif untuk menghidupkan kembali sel-sel pendengaran," kata Housley. 

Penerjemah:
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014