Caleg "beken" tumbang di Jabar

25 April 2014 20:41 WIB
Caleg "beken" tumbang di Jabar
Komisi Pemilihan Umum (KPU) (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)

Kejenuhan masyarakat, poltik uang dan persaingan antar selebritis di daerah pemilihan yang sama menjadi faktor penyebabnya,"

Bandung (ANTARA News) - Sejumlah caleg beken seperti Nurul Arifin (Golkar), Teti Kadi (Golkar), Max Sopacua (Demokrat), MS Kaban (PBB), Alex Atmasoebrata (Demokrat), Ikang Fawzi (PAN), Ratih Sanggarwati (PPP) dan Didi Irawadi (Demokrat) tumbang di Pemilu 2014 dari daerah pemilihan Jawa Barat.

Berdasarkan hasil rapat pleno rekapitulasi pemungutan suara DPR, DPD dan DPRD Pemilu 2014 Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar di Bandung, Jumat, sejumlah nama caleg beken tersebut tidak mampu meraih suara terbanyak dan bahkan partainya tidak mendapatkan kursi di daerah pemilihan masing-masing.

Anggota DPR RI dan juga penyanyi senior Teti Kadi hanya mampu mendapatkan 40.965 suara kalah dari teman separtainya yaitu Daniel Mutaqqien Syafiuddin, putra Ketua DPD Partai Golkar Jabar yang meraih 91.958 suara dan Dave Akbarsah Fikarno, putra dari Agung Laksono dengan 80.748 suara.

Sedangkan anggota DPR RI yang juga Wakil Ketua DPP Partai Demokrat Max Sopacua meraih 15.014 suara kalah jauh dari Anton Sukartono Suratto.

Terkait dengan fenomena tumbangna caleg beken ini, Pakar Komunikasi dari Universitas Pajajaran Deddy Mulyana menjelaskan terjadinya hal ini bukan karena faktor penyebab tunggal namun terinteraksi dan terkait dengan hal lain.

"Kejenuhan masyarakat, poltik uang dan persaingan antar selebritis di daerah pemilihan yang sama menjadi faktor penyebabnya," ujarnya.

Deddy mengatakan masyarakat sudah jenuh dengan kondisi dan situasi yang terjadi selama ini sehingga lebih memilih muka baru ketimbang muka lama.

"Masyarakat berkaca pada pemerintahan sebelumnya yang tidak memberikan kegembiraan untuk mereka sehingga pilihan jatuh kepada wajah-wajah baru yang diharapkan bisa memberikan perubahan," katanya.

Selain itu, lanjutnya politik uang yang terjadi saat Pemilu berlangsung menjadi sumber penghasilan baru bagi masyarakat. "Saya meyakini kalau politik uang memang benar-benar terjadi dan merata di seluruh daerah," ujarnya.

Berdasarkan penelitian, lanjut Deddy, politik uang telah dianggap wajar oleh pemberi dan penerima sehingga politik transaksional ini kerap kali terjadi pada setiap Pemilu.

"Mungkin saja artis atau politisi percaya diri tanpa memberikan uang namun pada akhirnya kalah dari caleg yang melakukan politik uang," katanya.

Ketika ditanyakan tentang pilihan masyarakat kepada komedian Oni Suwarman atau Oni SOS yang dipastikan lolos menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Deddy berpendapat hal ini lebih disebabkan empati masyarakat yang seolah-olah memilih dirinya sendiri.

"Dalam setiap tampilannya Oni terkesan lugu dan polos sehingga masyarakat berpikir bahwa Oni masih belum terkontaminasi dan menjadi salah satu harapan warga Jabar," ujarnya.

Beberapa nama caleg beken dari kalangan artis lainnya yang "tumbang" di Jabar yaitu Sandy Nayoan (PKB), Ricky Subagja (Nasdem), Andre Hehanusa (Hanura), Ressa Herlambang (PKB), Henidar Amroe (PAN), Inggrid Kansil (Demokrat), Yessi Gusman (PDIP), Iis Sugianto, Derry Drajat (Gerindra), Liza Natalia (PAN) dan Doni Damara (Nasdem).

Sedangkan dari politisi yaitu Yudi Chrisnandi (Hanura), Ajeng Ratna Suminar (Demokrat), mantan Wali Kota Cimahi Itoc Tochija (PPP), Ketua DPW Nasdem Jabar Eka Santosa dan mantan Wakil Bupati Bandung Barat Ernawan Natasaputra.
(I024/Y003)


Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014