Ais Suhana.mengatakan proses pembuatan buku dimulai sejak tahun 1996. Wawancara dengan anggota Koes Plus, katanya, dilakukan sambil lalu.
"Kalau bercerita tentang Koes Plus pasti banyak yang menarik. Di sini saya hanya menjembatani, menulis bahwa ini adalah grup yang pantas dibuat satu buku," kata Ais saat peluncuran buku tersebut, Minggu sore di Jakarta.
Ais, direktur PT Metrobiz Indoswara, mengemukakan dirinya sahabat lama para personel Koes Plus.
Ia mengakui mengalami kesulitan ketika memilih hal yang akan ditampilkan dalam buku tersebut.
Ada beberapa cerita yang belum pernah diungkapkan Koes Plus kepada khalayak umum, misalnya kisah ketika personel Koes Plus berada di penjara.
John Koeswoyo, bassis ketika band tersebut bernama Koes Bersaudara, memuji adanya buku yang mengabadikan kisah Koes Plus.
"Bagus. Buku ini sebenarnya masih sepenggal saja karena tentang Koes Plus," kata pria yang kini berusia 82 tahun ini.
Koes Plus berdiri tahun 1962 dengan nama Koes Bersaudara.
Para personelnya merupakan kakak beradik Koeswoyo: John, Tony, Yon, Yok, dan Nomo.
Mereka berubah nama setelah ada pergantian anggota yaitu John dan Nomo mengundurkan diri, dan Murry menjadi anggota band itu.
Menurut John, ia sendiri tengah mempersiapkan buku perjalanan Koes Plus.
Turut hadir dalam peluncuran tersebut adalah personil God Bless, Ahmad Albar dan Ian Antono.
Menurut Ian, buku yang memuat perjalanan musisi seperti ini merupakan bentuk apresiasi yang memang diperlukan, untuk menghargai sebuah karya sekaligus kembali membangkitkan semangat di industri musik Indonesia.
Ahmad Albar mengatakan musisi memerlukan apresiasi dari masyarakat.
"Seperti yang Ian bilang tadi, siapa lagi yang bisa menaruh perhatian kepada musisi selain masyarakat itu sendiri," katanya.
Ia berharap dengan adanya buku ini, para personel Koes Plus yang masih ada dapat bersatu kembali.
"Harapan saya lebih bagus kalau mereka bisa kumpul. Lebih solid," katanya.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014