Setelah merelokasi warga dari Waduk Ria Rio pada 2013 lalu dan menormalisasi waduk, Pemprov menggandeng PT Jakarta Propertindo dan Pulomas untuk membangun taman kota berkonsep teras sering.
Taman kota berkonsep terasering pertama di Indonesia itu selain bisa berfungsi sebagai mitigasi banjir yang sanggup menampung air banjir periode 25 tahun sebanyak 188.840 meter kubik juga bisa menjadi sarana rekreasi publik karena bentuknya yang indah dan menjadi sumber air baku.
Dirut PT Jakpro Budi Karya menjelaskan konsep terasering sebagai taman kota berundak-undak sehingga ketika tidak sedang banjir bagian atasnya bisa digunakan sebagai area rekreasi, sementara kalau musim hujan bisa digunakan untuk menampung air.
18 hektare dari luas waduk 25 hektare akan dijadikan jalur hijau dan water retention (daerah penyimpanan air).
"Ini unik karena dengan luas sedemikian akan dibuat bagian-bagian tertentu untuk terasering. Kenapa terasering? Supaya daerah yang berair itu saat kemarau di tempat tertentu saja, daerah keringnya bisa dipakai jadi tempat bermain, taman dan sebagainya. Saat musim hujan terasering akan jadi captive area, untuk menampung banjir," kata Budi.
Pembuatan disain teknis menggandeng konsultan Atelier Dreiseitl dari Singapura dimulai Juni sampai Agustus tahun ini.
Untuk membangun waduk ini PT Jaspro mematok anggaran hampir Rp10 miliar untuk desain, konsultan, amdal dan lain-lain, sementara Dinas PU menganggarkan lebih dari Rp10 miliar.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014