Batam (ANTARA News) - Air matanya berkaca-kaca ketika perempuan berjilbab itu bercerita mengenai loyalitas para pendukung yang disebutnya "panglima perang" yang mengantarkannya sebagai salah seorang calon legislatif (caleg) menuju kursi DPRD Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).Apa yang saya raih tidak terlepas dari dukungan dan kerja ikhlas para panglima perang saya."
Nyimas Novi Ujiani, demikian nama caleg nomor urut 1 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dari Daerah Pemilihan (Dapil) IV Meral-Tebing-Meral Barat itu.
Ia bersemangat menuturkan perjuangan dan kiat-kiatnya menjadi perempuan politisi yang meraih suara terbanyak dalam Pemilihan Umum Legislatif pada 9 April 2014.
Bahkan, ia meraih suara terbanyak dibandingkan caleg-caleg PKB lain dari dapil yang sama dengan 1.037 suara berdasarkan rekapitulasi suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Karimun.
Berdasarkan rapat pleno KPU itu, Nyimas Novi Ujiani merupakan satu dari sepuluh caleg peraih suara terbanyak dari Dapil Karimun IV yang bakal menduduki kursi DPRD Karimun periode 2014-2019.
Ia mengatakan, perolehan suara yang diraih itu adalah kemenangan para pendukungnya yang didominasi kaum perempuan dan praktisi pendidikan.
"Apa yang saya raih tidak terlepas dari dukungan dan kerja ikhlas para panglima perang saya. Mereka tidak tergiur dengan iming-iming, karena maaf, banyak yang menawarkan mereka imbalan agar memilih caleg tertentu," katanya.
Menurut Novi, sapaan akrab istri Sabari Basirun itu, sukses berpolitik yang diraih penuh dengan perjuangan akibat ketatnya persaingan antarcaleg, baik caleg partai lain maupun caleg yang sama-sama berasal dari PKB.
Ia menuturkan, kiat-kiatnya hingga sukes meraih suara terbanyak tidak terlepas dari kesehariannya yang aktif dengan berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan, terutama bidang pendidikan yang ia geluti sejak lama.
"Saya aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan bukan karena politik, tapi ingin berbuat dan berbagi sekaligus menjadi pelayan masyarakat. Namun, saya akui kegiatan sosial kemasyarakatan yang saya tekuni menjadi modal bagi saya untuk meraih dukungan," kata dia.
Kegiatan kemasyarakatan yang ditekuninya, antara lain mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sinar Bangsa pada 2005 dengan fokus memberikan pendidikan keaksaraan bagi masyarakat buta huruf yang termarjinalkan.
PKBM Sinar Bangsa memiliki balai pendidikan di Teluk Setimbul, Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Meral. Melalui balai pendidikan ini, warga Teluk Setimbul yang notabene suku Akit atau suku asli Karimun belajar membaca, kemudian mendapat pelatihan keterampilan, seperti pelatihan menjahit dan sebagainya.
PKBM Sinar Bangsa pada 2007 resmi berbadan hukum setelah mendapat izin operasional dan bermitra dengan Dinas Pendidikan Karimun.
"Tahun ini, PKBM Sinar Bangsa akan membukan program paket A bagi peserta didik yang telah mendapat pendidikan keaksaraan fungsional yang dulu dikenal dengan program pemberantasan buta huruf (PBH)," tuturnya.
Kegiatan sosial melalui PKBM Sinar Bangsa itu, menurut dia telah melahirkan para pendukung baginya untuk maju sebagai caleg dalam Pemilu 2014.
"Sebenarnya saya sudah maju sebagai caleg pada Pemilu 2009, namun waktu itu saya belum fokus. Dan, Alhamdulillah dalam Pemilu 2014 saya mendapat pendukung yang setia, kantong-kantongnya juga jelas, terutama di Teluk Setimbul. Dan saya juga bersyukur, di tiga TPS Parit Rumah, tempat saya tinggal saya meraih suara yang cukup telak," katanya.
Selain mendulang pendukung melalui PKBM, ia juga mengatakan, perolehan suara yang ia raih juga berasal dari kaum ibu yang aktif di wirid-wirid pengajian di tingkat RT, kelurahan hingga kecamatan. Kemudian, dukungan suara juga ia peroleh dari praktisi pendidikan pada Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini (Himpaudi).
Novi mengaku bersyukur karena kesuksesan yang ia raih dalam berpolitik murni karena dukungan konstituennya tanpa memberikan janji atau iming. Biaya politik yang ia keluarkan juga tidak banyak, namun ia mengaku dana yang ia belanjakan berasal dari pendapatannya sebagai kontraktor.
"Saya juga kontraktor dan aktif di Gapensi, Bapak juga. Jadi, soal dana memang yang saya sisihkan dari pendapatan itu. Alat peraga kampanye juga tidak banyak, tapi hanya sesuai zona kampanye saja, yang banyak adalah kartu nama yang saya cetak sekitar 3.000 lembar," tuturnya.
Disinggung latar belakang dirinya maju ke kancah politik, ia mengatakan, ingin berbuat lebih banyak dalam memberdayakan warga Suku Akit yang termarjinalkan.
Menurut dia, warga Suku Akit sering dihadapkan pada berbagai permasalahan, seperti kesulitan akses pendidikan, kesehatan dan pengurusan surat-surat, seperti kartu keluarga dan kartu tanda penduduk.
"Karena saya berpikir, perlu orang-orang yang punya power yang bisa membuat kebijakan. Kemudian, saya melihat perempuan di Karimun memang banyak berperan tapi tidak terakomodir dengan baik," ujarnya.
Selain itu, ia berujar, "Dan, kadang-kadang saya punya ide untuk membantu tapi ujung-ujung masalah dana, untuk pembangunan lingkungan saja banyak kendala yang tidak bisa diselesaikan seketika. Akhirnya, timbullah pemikiran kalau duduk di DPRD mudah-mudahan bisa berbuat lebih banyak untuk masyarakat."
Ia mengaku akan fokus pada empat bidang jika duduk di DPRD Karimun itu, yaitu bidang pendidikan, kesehatan, pembangunan dan kesejahteraan. Keempat bidang itu, menurut dia paling dibutuhkan dalam membantu masyarakat marjinal yang masih jauh tertinggal.
"Soal duduk di komisi mana, itu terserah partai. Tapi, empat bidang itu akan menjadi fokus saya di DPRD," ucapnya.
Novi mengucapkan terima kasih kepada para pendukung, para saksi di tempat pemungutan suara (TPS) yang bekerja mati-matian dengan honor yang kecil, para guru dan ibu-ibu wirid pengajian yang selalu memberikan dukungan bagi dirinya.
"Mereka hanya berpesan, jangan lupakan kami jika duduk nanti. Insya Allah, saya tidak akan lupa dan akan memperjuangkan aspirasi mereka di dewan," ujarnya.
Ia menambahkan, "Terakhir, saya mengucapkan syukur kepada Allah dan terima kasih kepada keluarga besar dan saudara-saudara yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terutama ibu kandung, mertua, suami, anak-anak, tetangga dan para sahabat."
Oleh Rusdianto Syafruddin
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014