Surabaya (ANTARA News) - Pakar keanekaragaman hayati sekaligus Direktur Eksekutif Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI), M S Sembiring, menyatakan, saat ini Indonesia mengalami degradasi keanekaragaman hayati karena terjadi banyak bencana lingkungan di Tanah Air.Contoh, masalah kebakaran hutan, konversi lahan, polusi, dan banyaknya eksploitasi sumber daya alam,"
"Contoh, masalah kebakaran hutan, konversi lahan, polusi, dan banyaknya eksploitasi sumber daya alam," kata M S Sembiring, di Surabaya, Selasa.
Oleh karena itu, ungkap dia, generasi muda adalah kunci penyelamatan keanekaragaman hayati di Indonesia. Apalagi, kini sudah saatnya mereka melakukan aksi nyata bagi perkembangan keanekaragaman hayati Nusantara.
"Kami memilih kalangan muda sebagai pondasi utama mengingat rentang usia 17 -- 30 tahun merupakan umur yang paling produktif. Bahkan, potensial dalam membangun dan menjaga lingkungan hidup," ujarnya.
Kalangan muda, jelas dia, dinilai lebih dominan untuk aktif dan kreatif termasuk membuat program kegiatan jangka menengah ataupun panjang dalam pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.
"Sementara itu, dengan total luas wilayah sebesar 1,3 persen dari luas Bumi maka Indonesia memiliki begitu banyak keanekaragaman hayati. Akibatnya, negeri ini dijuluki sebagai Negara Megabiodiversity," katanya.
Untuk itu, tambah dia, yayasan yang dipimpinnya telah merancang sebuah terobosan dengan mengajak anak muda Indonesia untuk terlibat langsung dalam gerakan pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.
"Gerakan tersebut bernama Biodiversity Warriors dan akan kami resmikan dalam waktu dekat," katanya.
Ia menyebutkan, gerakan anak muda itu dilakukan melalui dunia maya yakni berbasis website. Generasi muda ini diharapkan menjadi "cititizen scientist" dan "cyber activist".
"Dengan demikian, mereka dapat berpartisipasi dalam penyelamatan keanekaragaman hayati Indonesia. Khususnya melalui cara yang menyenangkan," katanya.
Ia melanjutkan, melalui gerakan tersebut kalangan muda dapat berbagi informasi tentang keunikan, manfaat, dan status kelangkaan dari keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia.
"Sekecil apa pun informasi mereka dapat menjadi bahan untuk melakukan perubahan di penjuru Nusantara," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014