Mereka akan berkumpul dalam pertemuan kelima 15 Mei mendatang disela World Coral Reef Conference/WCRC (Konferensi Terumbu Karang Dunia) , menurut siaran pers Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries and Food Security (CTI-CFF) yang diterima ANTARA News di Jakarta, Kamis.
Keenam negara itu merupakan anggota CTI-CFF atau Prakarsa Segitiga Terumbu Karang untuk Terumbu Karang, Perikanan, dan Ketahanan Pangan, sebuah kerjasama multilateral yang dibentuk pada 2009 untuk menghadapi ancaman terhadap sumber daya pesisir dan laut di wilayah yang dianggap sebagai pusat keanekaragaman hayati laut dunia.
Secara bersama, keenam negara tersebut memiliki jurisdiksi atas wilayah perairan laut yang menyimpan 29 persen populasi terumbu karang dunia dan memiliki tingkat konsentrasi spesies karang dan ikan tertinggi yang dapat ditemui pada bagian laut mana saja di seluruh dunia.
“Pertemuan Tingkat Menterike-5/Ministerial Meeting(MM-5) yang dijadwalkan pada tanggal 15 Mei 2014 akan mengetengahkan masalah-masalah terkait berbagai aspek kelembagaan – termasuk pendirian, rencana operasi, anggaran serta staf utama kantor permanen Sekretariat Regional CTI-CFF,” ujar Anang Nugroho, Ketua Kelompok Kerja Mekanisme Koordinasi (Coordination Mechanisms Working Group – CMWG) yang bertanggung-jawab dalam hal prosedur organisasi dan operasi CTI-CFF.
Untuk saat ini, seluruh kegiatan CTI-CFF dilayani oleh kantor Sekretariat Regional Interim/Interim Regional Secretariat (IRS) di Jakarta serta dijalankan oleh pemerintah Indonesia. IRS diharapkan dapat bertransisi menjadi Sekretariat permanen dalam tahun ini.
MM5 juga akan mengevaluasi perkembangan dari berbagai program dan kegiatan CTI-CFF sejak pertemuan terakhir di Putrajaya, Malaysia pada November 2012. "Bagian penting dari agenda pertemuan tersebut adalah peralihan jabatan resmi ketua CT-COM dari Malaysia ke Papua New Guini,” ujar Prof. Ir. Sjarief Widjaja, Ph.D., FRINA, Ketua IRS.
Pada 13 Mei ini, CMWG akan melakukan penyempurnaan akhir rencana kegiatan dan anggaran Sekretariat Regional CTI-CFF. Hasil kerja mereka akan dikaji oleh pejabat-pejabat senior setingkat di bawah menteri dari enam negara yang berkumpul secara khusus pada 14-15 Mei dan akan menyiapkan serangkaian laporan untuk mendapatkan pertimbangan dan persetujuan para menteri.
“Beberapa aspek kunci dari pertemuan akan terfokus pada berbagai masalah prosedural terkait langkah-langkah dalam proses penerimaan Brunei Darussalam sebagai anggota baru CTI-CFF dan Coral Triangle Center (CTC) yang berkedudukan di Bali sebagai mitra pembangunan selain proses mekanisme kerjasama dengan lembaga antar pemerintah seperti Southeast Asian Fisheries Development Center (SEAFDEC) dan United Nations Food and Agriculture Organization (FAO),” ungkap EkoRudianto, Wakil Ketua IRS untuk Koordinasi dan Urusan Luar.
Pada tanggal yang sama (13 Mei), pemerintah Indonesia dan berbagai organisasi mitra CTI-CFF akan meluncurkan sistem perlindungan kelautan berbasis regional yang luas di wilayah Segitiga Terumbu Karangyang disebut dengan Coral Triangle Marine Protected Area System (CTMPAS).
Sistem tersebut memberikan seperangkat kriteria untuk pengelolaan efektif wilayah kelautan yang dilindungi di kawasan Segitiga Terumbu Karang, dan diharapkan dapat mewujudkan wilayah kelautan terlindungi yang saling terhubung dengan kuat, mampu bertahan dari berbagai ancaman dan mendapatkan pendanaan berkelanjutan.
Sesudah acara peluncuran program CTMPAS, para pemimpin perempuan dari seluruh kawasan Segitiga Terumbu Karang akan berkumpul dalam acara CTI-CFF Women Leaders Forum yang baru pertama diadakan.
Forum ini merupakan sebuah jaringan pembelajaran bagi para perempuan yang memegang peran kepemimpinan dalam mempertahankan keberlanjutan sumber daya alam kelautan kawasan Segitiga Terumbu Karang.
Acara ini juga menjadi ajang penghargaan atas pencapaian para pemimpin perempuan di tingkat akar rumput yang mempelopori konservasi kelautan di negara-negara CTI-CFF selain sebagai sebuah platform untuk membangun kapasitas perempuan dalam memimpin upaya pelestarian dan mempertahankan sumber daya alam kelautan dan pesisir kawasan yang unik.
Pada tanggal 16 Mei, para menteri CTI-CFF akan menghadiri pembukaan gedung CTI Center yang baru dibangun dan akan menjadi kantor Sekretariat Regional CTI-CFF.
“Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono diharapkan berkenan meresmikannya,” ujar Dr.SudirmanSaad, Sekretaris Eksekutif Komite Koordinasi Nasional Indonesia untuk CTI-CFF.
Dr. Saad mengatakan bahwa pertemuan tingkat menteri CTI-CFF merupakan salah satu kegiatan utama dalam agenda WCRC selain pertemuan tingkat menteri untuk Program Aksi Ekosistem Laut Arafura danLaut Timor atau Arafura and Timor Seas Ecosystem Action (ATSEA), sebuah forum bisnis untuk kebijakan dan perencanaan kelautan, simposium karbon biru dan pameran terumbu karang.
Dilaksanakan dari tanggal 14-17 Mei, WCRC dimaksudkan sebagai ajang untuk mempertemukan berbagai perspektif, disiplin ilmu, dan keahlian yang berbeda untuk mempromosikan sebuah konvensi internasional tentang terumbu karang.
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014