Peran perempuan di ASEAN penting ditingkatkan

11 Mei 2014 13:20 WIB
Nay Pyi Taw (ANTARA News) - Presiden Myanmar Thein Sein mendesak para timpalannya di Asia Tenggara --yang tengah membahas Visi Komunitas ASEAN pasca2015-- untuk menyepakati inisiatif-inisiatif yang akan meningkatkan peran perempuan dan anak-anak di kawasan.

"Saat ini kami memberikan perhatian khusus pada peran perempuan dan anak-anak, dan saya menyambut baik inisiatif nyata (yang telah dilakukan)," kata Presiden Myanmar dalam pidato sambutannya saat membuka Pertemuan Puncak Ke-24 Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Nay Pyi Taw, Minggu.

Thein Sein mengapresiasi kolaborasi antara Komisi ASEAN untuk Promosi dan Perlindungan Hak-Hak Perempuan dan Anak-Anak dengan Organisasi-Organisasi Masyarakat Sipil terutama dalam menerapkan Deklarasi Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak-Anak di ASEAN melalui dialog antara lembaga swadaya masyarakat dan organisasi masyarakat sipil.

Ia menilai upaya itu selaras dengan target-target Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) serta penting bagi upaya untuk melipatgandakan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan sebesar lima puluh persen pada 2030 yang diusung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam pidatonya, Presiden Myanmar juga menyampaikan bahwa Pemerintah Myanmar selaku Ketua ASEAN 2014 mengusung empat prioritas yang akan diwujudkan sepanjang 2014 yaitu pertama, menyelesaikan langkah-langkah yang masih tersisa dalan upaya penerapan Cetak Biru Komunitas ASEAN, antara lain promosi tata kelola pemerintahan yang baik di ASEAN dan menyelesaikan Perjanjian ASEAN untuk Perlindungan Pekerja Migran.

"Kedua, meningkatkan upaya lebih untuk mempromosikan ketahanan ekonomi dan pembangunan ekonomi ASEAN...yang dapat dicapai dengan mengambil langkah-langkah nyata untuk mendorong produktivitas, daya saing dan inovasi di ASEAN terutama di tingkat usaha kecil dan menengah," katanya.

Ia menyampaikan bahwa inisiatif untuk menjaga inovasi dan daya saing ASEAN di tataran global digarisbawahi oleh Sultan Brunei dalam Pertemuan Puncak ke22 ASEAN, yang memperoleh dukungan seluruh anggota ASEAN.

Ketiga, tambah dia, adalah konsolidasi bersama untuk menjawab isu-isu kawasan dan global yang menjadi perhatian bersama dengan cara meningkatkan kerja sama dan koordinasi seluruh pemangku kepentingan.

"Terkait hal ini, kita perlu melakukan konsolidasi pada upaya bersama untuk mengatasi isu perubahan iklim, manajemen bencana, isu keamanan tradisional dan non-tradisional, serta hal-hal lain yang menjadi kepentingan bersama," katanya.

Prioritas ke empat yang akan didorong Myanmar sepanjang 2014 adalah melipatgandakan upaya untuk mengurangi kemiskinan, memperkuat jaring pengaman sosial, membangun identitas tunggal serta membangun masyarakat yang harmoni dan mempromosikan kebersamaan dalam menikmati pertumbuhan ekonomi kawasan.

Pada kesempatan itu Thein Sein yang mengenakan busana nasional Myanmar yaitu kain sarung berwarna kuning emas dan kemeja putih mengatakan bahwa negara-negara Asia Tenggara yang telah berhasil mencatat pencapaian besar dalam hal integrasi kawasan dan meningkatkan citranya di dunia internasional tidak boleh terlena dengan kesuksesan itu dan terus bekerja sama untuk mencapai misi funa menciptakan Komunitas yang damai, berpusat pada masyarakat, dinamis dan sejahtera.

Pertemuan Puncak ke-24 ASEAN dihadiri oleh Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, PM Kamboja, Presiden Yudhoyono, PM Laos Thongsing Thamavong, PM Malaysia Abdul Razak, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Vietnam Nguyen Tan Dung, Presiden Filipina Benigno Aquino III dan utusan khusus Thailand yaitu Wakil Perdana Menteri Thailand Phongthepth Epkanjana.

Pewarta: GNC Aryani
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014