Manado (ANTARA News) - World Coral Reef Conference (WCRC) yang dilaksanakan sejak tanggal 13--16 Mei 2014 di Manado, Sulawesi Utara menghasilkan 10 komunike Manado yang disepakati oleh enam negara yang tergabung dalam coral triangle initiative (CTI)."Komunike Manado ini dirancang sebagai kesapakatan untuk mengelolah terumbu karang secara berkelanjutan, termasuk juga aktivitas pemanfaatannya,"
"Komunike Manado ini dirancang sebagai kesapakatan untuk mengelolah terumbu karang secara berkelanjutan, termasuk juga aktivitas pemanfaatannya," kata Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan Perikanan Saut Hutagalung di Manado, Jumat.
Katanya, beberapa hal yang tertuang dalam Komunike Manado tersebut yakni melindungi dan mengelolah keanekaragaman hayati biota laut secara berkelanjutan.
Menyadari degradasi lingkungan laut, khususnya hilangnya keanekaragaman hayati laut dan ekosistem terus terancam oleh kegiatan berbasis lahan, kegiatan antropogenik, praktek penangkapan ikan yang merusak dan perubahan iklim.
"Pengasaman progresif air laut dan peningkatan suhu dan kejadian iklim akan berdampak negatif terhadap keanekaragaman hayati laut, terumbu karang khususnya sehingga perlu ada perhatian khusus," jelasnya.
Selain itu, katanya, perlu ada perhatian lebih terhadap pulau-pulau kecil dan pesisir laut karena daerah tersebut rentan terjadi perubahan iklim sehingga bisa menyebabkan bencana alam baik tsunami, badai maupun abrasi.
Kemudian, hasil Komunike Manado tersebut juga menetapkan bahwa pentingnya peran ekosisten terumbu karang untuk menjamin ketahanan pangan dan nutrisi.
"Hal ini juga khusus mendorong pentingnya untuk keamanan pangan pertanian berkelanjutan, perikanan, kehutanan dan pembangunan pedesaan dengan potensi daerah yang tinggi," jelasnya.
Didorong komitmen dan inisiatif baik regional maupun internasional yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap perlindungan dan pengelolaan terumbu karang dan ekosistem didalamnya.
Katanya, yang juga sangat diperlukan yakni pengembangan sumber daya manusia, kelembagaan, penyuluhan dan pelatihan untuk memperkuat teknologi pengolahan terumbu karang.
Dan satu lagi yang terpenting yakni peran wanita dalam konservasi dan pengelolaan terumbu karang.
Terdapat enam negara yang menginisiasi CTI-CFF ini, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Salomon, Papua Nugini, dan Timor Leste. Dan kegiatan WCRC tersebut dibuka langsung Wakil Presiden RI Boediono.
(K005/G004)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014