"Tahun ini, ada 229.164 siswa SMA/MA dan 155.689 siswa SMK yang menjadi peserta UN, tapi ada 195 siswa SMA/MA atau 0,09 persen yang tidak lulus dan ada 61 siswa SMK atau 0,033 persen yang tidak lulus," kata Kepala Dinas Pendidikan Jatim Dr Harun di Surabaya, Minggu.
Didampingi Kepala Kemenag Jatim Mahfudh Sodar, Kepala Biro Operasi Polda Jatim Kombes Pol Mamboying, dan Koordinator Pengawas dari PTN/PTS Prof Muchlas Samani, ia mengatakan kelulusan di Jatim tahun 2013 dan tahun 2014 relatif sama yakni mencapai 99,9 persen untuk SMA/MA.
"Untuk kelulusan siswa SMK pada tahun 2013 mencapai 99,77 persen, sedangkan untuk UN 2014 mencapai 99,96 persen. Jadi, siswa yang lulus meningkat, sedangkan siswa yang tidak lulus menurun, padahal jumlah siswa peserta UN bertambah," katanya.
Di sela-sela pertemuan dengan sekitar 400-an Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Kemenag se-Jatim yang juga dihadiri Ketua Dewan Pendidikan Jatim Prof Zainuddin Maliki itu, ia menyatakan peringkat Jatim secara nasional belum diketahui untuk tahun ini.
"Tahun ini, peringkat kelulusan secara nasional akan diumumkan Mendikbud secara langsung, sedangkan pengumuman kepada siswa disampaikan melalui email pada 20 Mei. Yang jelas, kami bangga karena UN di Jatim berjalan lancar dan semua tahapan sudah sesuai jadwal ," katanya.
Pada 2013, Provinsi Jatim menduduki peringkat pertama tingkat kelulusan UN atau kelulusan tertinggi se-Indonesia.
Tentang penyebab ketidaklulusan ke-256 siswa SMA/MA/SMK di Jatim itu, ia mengatakan penyebab ketidaklulusan umumnya karena tidak hadir (absen), sakit, dan nilai yang dimiliki siswa tidak lengkap (nilai minimal untuk dinyatakan lulus).
"Nilai rerata peserta UN 2014 untuk SMA/MA adalah 7,63, sedangkan nilai rerata peserta UN 2014 untuk SMK adalah 7,36. Untuk peserta Paket C justru lebih banyak yang tidak lulus, karena dari 23.393 peserta untuk jurusan IPA dan IPS tercatat 1.359 peserta yang tidak lulus atau 5,81 persen. Nilai rerata peserta Paket C mencapai 7,94," katanya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Biro Operasi Polda Jatim Kombes Pol Mamboying menegaskan bahwa pihaknya siap mengamankan kebijakan yang melarang konvoi, corat-coret pakaian, dan "pesta" yang negatif untuk merayakan kelulusan. "Kami siap mengamankan," katanya, singkat.
Sementara itu, Koordinator Pengawas dari PTN/PTS Prof Muchlas Samani mengatakan kelulusan UN 2014 akan menjadi persyaratan masuk PTN, namun persentase dari peran UN dalam penentuan penerimaan mahasiswa baru bergantung kepada PTN masing-masing.
"Yang jelas, UN akan dijadikan salah satu persyaratan untuk masuk PTN, tapi persentase-nya berbeda pada setiap PTN. Untuk Unesa, kita akan menerima hasil UN untuk masuk Unesa dengan delapan variabel," kata Prof Muchlas Samani yang juga Rektor Unesa itu.
Tahun 2013, kalangan PTN memiliki "catatan khusus" untuk tingkat kejujuran dalam UN 2014. "Saya tidak hafal data yang rinci, tapi kalau tidak salah, Yogyakarta merupakan provinsi paling putih dan Jatim masuk tengah," katanya.
Pewarta: Edy M Ya'kub
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014