• Beranda
  • Berita
  • GPPI: CPO Indonesia terbanyak kantongi sertifikat RSPO

GPPI: CPO Indonesia terbanyak kantongi sertifikat RSPO

19 Mei 2014 17:16 WIB
GPPI: CPO Indonesia terbanyak kantongi sertifikat RSPO
Ilustrasi. Seorang pekerja mengumpulkan buah kelapa sawit untuk diangkut ke pabrikan pengolahan CPO (Crude Palm Oil) di salah satu areal perkebunan kelapa sawit di Pasangkayu, Sulawesi Barat. (FOTO ANTARA/Basri Marzuki)

Produk sawit kita ramah lingkungan

Jakarta (ANTARA News) - Produk minyak sawit mentah (CPO/crude palm oil) Indonesia paling banyak mengantongi sertifikat sawit berkelanjutan atau Roundtable on Sustainable Oil (RSPO), ungkap Gabungan Perusahaan Perkebunan Indonesia (GPPI).

Ketua GPPI Soedjai Kartasasmita di Jakarta, Senin, mengatakan produksi sawit yang memiliki RSPO di dunia mencapai 9,7 juta ton, yang mana sekitar 47,8 persen atau 4,8 juta ton di antaranya berasal dari Indonesia.

"Jadi tuduhan bahwa kelapa sawit Indonesia tidak ramah lingkungan tidak sesuai. Produk sawit kita ramah lingkungan," katanya saat menjelaskan kegiatan International Conference and Exhibition on Palm Oil (ICEPO) 2014 yang akan digelar pada 26-28 Mei 2014 di Jakarta Convention Center.

Menurut Soedjai, Malaysia yang juga merupakan produsen sawit bahkan masih di bawah Indonesia dalam hal produksi maupun dominasi sertifikat RSPO.

Pemerintah Indonesia, tambahnya, telah menunjukkan keseriusan yang kuat untuk mengembangkan kelapa sawit nasional yang ramah lingkungan.

Bahkan, sejak 2011 pemerintah memberlakukan standar baru yaitu Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang sifatnya wajib, berbeda dengan RSPO yang voluntary.

Soedjai menyatakan, ke depan produk kelapa sawit yang bersertifikat sangat penting karena negara-negara konsumen menghendaki bahkan mewajibkan sertifikasi tersebut.

Saat ini, lanjutnya, 28 negara di Eropa bahkan telah menetapkan peraturan labelisasi secara spesifik terhadap industri olahan makanan yang mewajibkan sertifikasi.

"Ketentuan yang diterapkan di Eropa tersebut juga akan diikuti oleh Amerika Serikat," katanya.

Selain produk CPO, lanjutnya, produksi biodiesel bahan bakar nabati berbasis minyak sawit juga menunjukkan bahwa industri kelapa sawit Indonesia ramah lingkungan.

"Biodiesel merupakan bahan bakar terbarukan yang emisinya sangat jauh di bawah emisi solar dan produksi biodiesel yang positif memberikan andil untuk mengurangi impor solar," katanya.

Soedjai yang juga merupakan Ketua Dewan Pembina ICEPO 2014 mengatakan, ICPO 2014 akan menegaskan Indonesia sebagai produsen kelapa sawit dunia yang ramah lingkungan.

ICEPO yang memasuki tahun ke 5 tersebut, menurut dia, bertujuan menciptakan sebuah landasan yang berkelanjutan bagi pelaku industri untuk bertukar informasi, ide dan pengalaman antara produsen dan konsumen produk kelapa sawit.


Pewarta: Subagyo
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014