PBSI kaji wacana perubahan skor bulu tangkis

22 Mei 2014 00:51 WIB
PBSI kaji wacana perubahan skor bulu tangkis
Djarum Indonesia Open 2012 Pekerja menyelesaikan dekorasi kompleks Istora Senayan yang akan dipakai ajang Djarum Indonesia Open Osim BWF World Superseries Premier 2012 di Jakarta, Jumat (8/6). Turnamen bulutangkis yang diikuti pebulutangksi dari 24 negara dan memperebutkan hadiah total 650 ribu dolar AS itu akan berlangsung pada 12-17 Juni 2012. (FOTO ANTARA/Andika Wahyu) ()

Di antaranya soal lamanya pertandingan, usulan dari pihak penyiaran televisi dan pertimbangan lainnya."

New Delhi (ANTARA News) - Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) akan mengkaji wacana perubahan sistem penghitungan skor yang akan dibahas dalam pertemuan Federerasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) pekan ini.

"Kaji akan kaji usulan itu dengan menanyakan kepada para pembina dan juga para pemain," kata Kasubid Hubungan Luar Negeri PB PBSI Bambang Rudianto di New Delhi, India, Rabu.

Bambang mengatakan pertemuan anggota BWF yang dijadwalkan hari Jumat atau Sabtu pekan ini di New Delhi tersebut lebih bersifat ajang diskusi perihal perubahan sistem penghitungan tersebut.

Setidaknya ada tiga versi usulan perubahan untuk sistem skoring tersebut.

Pertama terbaik dua dari tiga game dengan skor kemenangan 21 seperti yang berlaku saat ini, tapi game ketiga hanya sampai angka 11.

Kedua "best of two" sampai angka 15.

Ketiga berupa best of three dari kemungkinan lima game, masing-masing game sampai angka 9.

Bambang mengatakan bahwa wacana tersebut sudah pernah digulirkan beberapa waktu lalu, dengan berbagai pertimbangan.

"Di antaranya soal lamanya pertandingan, usulan dari pihak penyiaran televisi dan pertimbangan lainnya," katanya.

Negara-negara Eropa umumnya lebih memilih opsi yang ketiga.

"Tapi ini baru tingkat diskusi, kalau pun nantinya ada suatu keputusan perubahan, tentunya akan melalui proses uji coba dulu," kata Bambang Rudianto.

Sementara itu mengenai wacana akan dipangkasnya jumlah partai dalam kejuaraan beregu Piala Thomas dan Piala Uber, Bambang mengatakan bahwa hal tersebut juga masih usulan.

"Usulan itu terutama dari negara-negara Eropa yang umumnya tidak punya stok pemain kuat jika harus menampilkan tiga tunggal dan dua ganda di Piala Thomas dan Uber ini," katanya.

Oleh sebab itu, dengan jumlah partai yang ada sekarang umumnya negara-negara yang punya banyak pemain peringkat atas yang menguasai gelar juara.

Selain itu pertimbangan lainnya adalah dengan lima partai yang digelar maka pertandingan berlangsung terlalu lama. (*)

Pewarta: Teguh Handoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014