"Ulah segelintir orang telah merusak sebagian Tesso Nilo dan kita yang didukung aparat lain seperti TNI dan Polri akan mengamankan," kata Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan kepada pers di Taman Nasional Tesso Niloo, Riau, Kamis.
Hal itu disampaikan usai Pencanangan Awal Nasional Peningkatan Kualitas Ekosistem Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo yang dihadiri antara lain Kapolda Riau Brigjen Pol Condro Kirono serta Danrem 031/WB Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto.
Menurut Menteri, kerusakan Taman Nasional Tesso Nilo tidak hanya mendapat perhatian di dalam negeri tapi juga menjadi sototan pihak asing mengingat kekayaan ekosistem yang ada di daerah seluas 80 ribu hektare tersebut.
Pentingnya menjaga taman nasional itu, katanya, karena terkenal kenakeragaman fauna seperti gajah, burung serta harimau, juga berbagai jenis pohon yang tidak dimiliki tempat lain.
Menteri mengajak TNI dan Polri, Kajari, dan tokoh masyarakat untuk bersama amankan taman nasional itu.
"Tidak mungkin Kemhut sendirian tapi harus mendapat dukungan semua," katanya.
Kepala Balai Taman Nasional Tesso Nilo Tandya TJ mengatakan taman tersebut memang mengalami kerusakan parah baik karena penebangan liar maupun dibakar.
Menurutnya pengrusakan dilakukan oleh kelompok tertentu dengan modus kerjasama antara tokoh, pemodal dan agen penjualan.
"Untuk menghindari agar masyarakat tidak semaunya masuk taman nasional maka dibuatkan pembatas selebar 5,2 meter dan dalam dua meter," katanya.
Taman Nasional Tesso Nilo diresmikan pada pada 19 Juli 2004.
Kawasan yang masuk wilayah taman nasional ini adalah kawasan bekas Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang terletak di Kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hulu.
Terdapat 360 jenis flora yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku, 107 jenis burung, 23 jenis mamalia, tiga jenis primata, 50 jenis ikan, 15 jenis reptilia dan 18 jenis amfibia di setiap hektare Taman Nasional Tesso Nilo. Tesso Nillo juga adalah salah satu sisa hutan dataran rendah yang menjadi tempat tinggal 60-80 ekor gajah dan merupakan kawasan konservasi gajah.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014