Jakarta (ANTARA News) - Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) mengatakan, keberadaan pulau-pulau kecil di Indonesia yang kaya potensi terancam perubahan iklim dan pemanfaatan yang merusak.Mereka merasa diambil sumberdayanya akan tetapi tidak mendapatkan imbal balik yang setimpal
"Pemanasan global yang mengakibatkan cairnya es di kutub dan akhirnya membuat muka laut menjadi lebih tinggi dapat menenggelamkan pulau-pulau kecil di Indonesia," kata Program Officer Ekosistem Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Yayasan Kehati Basuki Rahmad di Jakarta, Kamis.
Pemanasan global juga memberi dampak pada kerusakan terumbu karang yang sangat rentan pada perubahan suhu di laut.
Diperburuk dengan kerusakan yang diakibatkan kegiatan manusia. Padahal proses pertumbuhan terumbu karang rata-rata 1cm untuk setiap tahunnya. Jika kerusakan menimpa lima meter terumbu karang, maka pemulihannya bisa mencapai waktu 500 tahun.
Terumbu karang merupakan organisme yang sangat penting bagi pulau-pulau kecil sebagai benteng bagi pantai atau pulau dari gerusan arus laut. Jika tidak ada karang yang melindungi maka pengikisan pantai akan semakin cepat terjadi.
Selain itu, rusak atau hilangnya terumbu karang juga mempengaruhi produksi perikanan, sebab ikan melakukan pemijahan di sekitar karang. Tanpa adanya karang, ikan-ikan ini akan pergi dan sulit untuk ditangkap.
Ancaman lain dari kegiatan manusia, di antaranya reklamasi pantai serta berubahnya muka tanah di pulau-pulau kecil karena perkebunan dan pertambangan.
Selain itu, kata Basuki Rahmad, pulau-pulau kecil yang tersebar di seluruh Indonesia juga memiliki isu serius dari sisi kedaulatan negara. Masih banyak pulau-pulau berpenghuni yang belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.
"Mereka merasa diambil sumberdayanya akan tetapi tidak mendapatkan imbal balik yang setimpal. kekecewaan seperti ini tentunya mengancam kesatuan negara ini," kata Basuki.
Bertepatan dengan Hari Keanekaragaman Hayati Dunia, 22 Mei 2014, Yayasan Kehati mengajak masyarakat Indonesia untuk peduli pada pulau-pulau kecil sesuai dengan tema tahun ini "Island Biodiversity".
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014