Pola makan buruk sebabkan kelahiran prematur

24 Mei 2014 13:30 WIB
Pola makan buruk sebabkan kelahiran prematur
Ilustrasi: Ibu hamil. (FOTO ANTARA/Eric Ireng)
Washington (ANTARA News) - Wanita yang terlalu banyak makan makanan berlemak dan mengandung gula tinggi atau makanan cepat saji sebelum menjadi ibu hamil cenderung akan mengalami kelahiran prematur, berdasarkan penelitian yang diterbitkan Journal of Nutrition Amerika Serikat.

Penelitian itu menemukan bahwa risiko mengalami kelahiran prematur bagi perempuan yang secara konsisten mempunyai pola makan yang buruk adalah satu setengah kali lebih besar dari mereka yang berpola makan sehat.

"Kelahiran prematur merupakan penyebab utama penyakit dan kematian bayi dan terjadi pada sekitar satu dari 10 kehamilan secara global," kata Jessica Grieger, peneliti dari Balai Penelitian Robinson dari Universitas Adelaide. 

"Maka hal apapun yang bisa kita lakukan untuk lebih memahami kondisi penyebab kelahiran prematur akan menjadi penting untuk membantu meningkatkan kelangsungan hidup dan kesehatan jangka panjang bagi anak-anak," ujarnya.

Dalam studi baru tersebut, Grieger dan rekan-rekannya meneliti pola makan pada lebih dari 300 wanita Australia Selatan guna lebih memahami kebiasaan makan mereka sebelum hamil.

Para peneliti menemukan bahwa perempuan yang mengonsumsi makanan kaya protein, seperti daging tanpa lemak, ikan, ayam, buah-buahan, biji-bijian dan sayuran, memiliki risiko kelahiran prematur yang jauh lebih rendah.

"Di sisi lain, wanita yang sering mengonsumsi makanan olahan (junk food), seperti makanan cepat saji, keripik kentang, kue, biskuit, dan makanan lain yang mengandung banyak lemak jenuh dan gula lebih mungkin untuk memiliki bayi yang lahir prematur," ungkap Grieger.

Oleh karena itu, ia menyarankan agar para perempuan mengonsumsi makanan sehat sebelum maupun selama kehamilan.

"Pola makan merupakan faktor penting yang dapat dikendalikan, dan kita tidak pernah terlalu terlambat untuk membuat perubahan positif. Pola makan sehat akan membantu mengurangi jumlah kematian bayi yang baru lahir dan meningkatkan kesehatan anak-anak secara keseluruhan," jelasnya.

Penerjemah:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014