• Beranda
  • Berita
  • Serangan jantung berdampak lebih buruk pada perempuan

Serangan jantung berdampak lebih buruk pada perempuan

3 Juni 2014 14:11 WIB
Serangan jantung berdampak lebih buruk pada perempuan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak serangan jantung pada perempuan lebih buruk dibandingkan pada para pria.
Baltimore, Amerika Serikat (ANTARA News) - Dampak serangan jantung pada perempuan berusia 55 tahun atau kurang lebih buruk dibandingkan pada pria, demikian menurut hasil penelitian yang dipaparkan dalam American Heart Association’s Quality of Care and Outcomes Research Scientific Sessions 2014.

Para peneliti mengambil kesimpulan itu setelah mempelajari data studi pengaruh gender di antara pasien jantung muda (Variation in Recovery: Role of Gender on Outcomes of Young AMI Patients), dan hasil wawancara dengan 3.501 orang yang memiliki riwayat sakit jantung (67 persen di antaranya perempuan) di Amerika Serikat dan Spanyol pada 2008-2012.

Menurut hasil penelitian, setahun setelah mengalami serangan jantung perempuan lebih mungkin memiliki masalah seperti fungsi fisik dan mental lebih lemah, kualitas hidup yang lebih buruk, nyeri dada, dan keterbatasan fisik dibandingkan para pria.

"Penelitian sebelumnya menunjukkan perempuan muda memiliki beban yang lebih besar dari faktor risiko yang sudah ada sebelumnya," ujar penulis studi Rachel P. Dreyer, Ph.D dari Yale School of Medicine seperti dilansir laman American Heart Association pada Senin (2/6).

"Faktor-faktor ini menunjukkan berhubungan lebih kuat dengan dampak yang merugikan pada perempuan dibandingkan pada pria," tambah Dreyer, mitra peneliti pengobatan kardiovaskular dari Yale School of Medicine di New Haven, Amerika Serikat.

Ia mengatakan, dampak kesehatan yang lebih buruk pada perempuan mungkin berkaitan dengan berbagai hal yang menyangkut sosio-demografis, penyebab klinis dan biologis seperti nyeri dada yang tidak terdeteksi, masalah akses perawatan dan peningkatan tanggung jawab hidup/pekerjaan yang mempengaruhi kesehatan mereka.

"Hasil penelitian kami dapat menjadi penting dalam mengembangkan pengobatan yang khusus dirancang untuk meningkatkan pemulihan perempuan muda setelah serangan jantung," ungkap Dreyer.

"Kita perlu mengidentifikasi perempuan dengan risiko lebih tinggi serta memikirkan perawatan mereka setelah keluar (dari rumah sakit)," tambahnya.


Penerjemah:
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014