• Beranda
  • Berita
  • CTI-CFF serukan kembali perlindungan Segitiga Karang

CTI-CFF serukan kembali perlindungan Segitiga Karang

10 Juni 2014 13:55 WIB
CTI-CFF serukan kembali perlindungan Segitiga Karang
ilustrasi - Penyelam mengamati berbagai ikan di kawasan Waiwo, Raja Ampat, Papua Barat (ANTARA/Rosa Panggabean)
Jakarta (ANTARA News) - Prakarsa Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF) menyerukan kembali pentingnya perlindungan terhadap Segitiga Karang yang menjadi pusat kehidupan hayati laut paling kaya di dunia.

Bertepatan Hari Segitiga Karang 9 Juni ini yang bertema "Lindungi Segitiga Karang, Sediakan Lebih Banyak Ikan untuk Dunia", CTI-CFF menggelar berbagai kegiatan yang membawa pesan kuat konservasi lautan dalam kerangka Hari Segitiga Karang.

Segitiga Karang memberi kehidupan bagi jutaan manusia berupa pekerjaan dan mata pencaharian, menciptakan ribuan usaha bisnis, dan menggerakkan perekonomian tidak hanya di kawasan yang meliputi Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste namun juga di belahan dunia lainnya, kata CTI-CFF dalam siaran persnya, Selasa.

Prakarsa Segitiga Karang untuk Terumbu Karang, Perikanan dan Ketahanan Pangan atau CTI-CFF melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah dalam bidang kelautan dan perikanan yang mengancam sistem kelautan dan kelangsungan hidup generasi saat ini dan masa depan.

Selain dampak perubahan iklim, masalah-masalah ini meliputi “penangkapan ikan yang berlebihan/massive overfishing” sebagai akibat kurang tepatnya manajemen perikanan, pencurian ikan oleh nelayan asing, tangkapan bukan ikan/sampingan dalam jumlah besar, subsidi yang menyebabkan terlalu banyak kapal penangkap ikan di laut, perjanjian kerjasama perikanan yang tidak adil antara negara maju dan berkembang, serta praktek-praktek penangkapan ikan yang merusak.

Segitiga Karang adalah ekosistem laut paling subur (hanya mencakup 1% dari seluruh permukaan planet) dan rumah bagi 76% spesies terumbu karang dunia yang mengagumkan – termasuk 6 dari 7 spesies penyu laut untuk bertelur, mencari makan, dan bermigrasi – serta tempat bagi ikan paus, lumba-lumba, pari, hiu, duyung, dan ikan terbesar di dunia (paus hiu) melanjutkan hidup mereka dengan berkembang biak.

“Terlalu banyak orang yang tidak sadar betapa rapuhnya keberadaan habitat, spesies, dan sumber daya laut saat ini dan bagaimana ancaman terhadap mereka pada akhirnya adalah juga ancaman terhadap  kelangsungan hidup umat manusia."

"Hari Segitiga Karang dirayakan untuk menyerukan dilakukannya tindakan nyata untuk menyelamatkan salah satu sumber kekuatan biologis yang ada di planet ini agar dapat menyediakan lebih banyak ikan bagi dunia dengan cara berkelanjutan,” kata Prof. Ir. R. Sjarief Widjaja, Ph.D., FRINA, Ketua Sekretariat Regional Interim CTI-CFF.

Prof. Widjaja yang juga Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia menambahkan bahwa kegiatan-kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam skala besar diperlukan untuk mengatasi beragam isu dan tantangan di kawasan Segitiga Karang.

Berikut beberapa kegiatan CTI-CFF dalam Hari Segitiga Karang:

- Cebu, Filipina: kontes menulis cerita pendek, pemutaran film, permainan edukatif tentang kelautan untuk anak-anak penghuni pulau

- Indonesia: para Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan tingkat kabupatan dan provinsi yang wilayahnya masuk dalam kawasan Segitiga Karang akan berkumpul di Kabupaten Klungkung, Bali untuk menyatukan langkah dan berbagi pengalaman tentang pengelolaan dan pengembangan potensi wilayah pesisir dan laut secara berkelanjutan; di Jakarta, digelar “Pasar Ikan Istimewa/No Ordinary Fish Market” dimana para pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan nelayan yang menerapkan praktek-praktek perikanan dan budidaya ikan/aquacultureterbaik serta membeli produk-produk makanan laut berkualitas tinggi yang ditangkap dengan cara-cara bertanggung jawab dan menjamin keberlanjutan.

- Sabah, Malaysia, para aktivis CTI-CFF mengelar kontes foto ‘selfie’ dan pameran makanan laut berkelanjutan dengan melibatkan beberapa hotel yang menyuguhkan resep-resep makanan laut baru dan otentik dengan pilihan bahan makanan laut berkelanjutan dalam sebuah festival.

- Honiara, Kepulauan Solomon: peluncuran aksi bersih sungai Mataniko, program rehabilitasi, dan quiz di radio sepanjang hari termasuk program khusus bagi anak-anak/kids happy hour.

- Tasi-Tolu, Timor Leste: siswa, guru, dan pegawai pemerintah akan bergotong royong dalam kegiatan membersihkan pantai selain aksi penyelaman untuk memungut sampah yang mengotori terumbu karang.

- Bahkan di Fiji,negara yang bukan menjadi anggota CTI-CFF, Hari Segitiga Karang dirayakan melalui kerjasama dengan sebuah hotel yang menyelenggarakan pameran selama seminggu yang menyuguhkan keindahan alam Segitiga Karang dan upaya-upaya pelestarian yang mereka lakukan.

Pewarta: Suryanto
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014