Manado (ANTARA News) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Ir Noldy Liow mengatakan, saat ini tiga gunung berapi di daerahnya, Lokon, Soputan dan Karangetan, berstatus siaga tiga.Naiknya aktivitas gunung Lokon, Karangetang dan Soputan wajar saja..."
"Saat ini tiga gunung berapi di Sulut, yakni Lokon, Soputan dan Karangetan sedang memberlakukan siaga tiga," kata Noldy di Manado, Sabtu.
Siaga tiga yang diberlakukan pada gunung berapi di Sulut itu, dikemukakannya, sudah dilaporkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat, karena itu pemerintah daerah saat ini menggelar kegiatan antisipasi dan penanggulangan bencana.
"Beberapa gunung di daerah lain telah mengalami bencana, semisal Gunung Kelud dan Gunung Sinabung, karena itu dilaksanakan kegiatan antisipasi bencana," kata Noldy.
Status itu, dinilainya, melekat akibat aktivitas dari gunung terus menunjukkan peningkatan, sehingga perlu diwaspadai oleh masyarakat guna menghindari terjadinya bahaya jika tiba-tiba ada letusan besar.
"Masyarakat yang berada di sekitar tiga gunung berapi ini harus waspada, karena status Siaga menunjukkan bahwa gunung masih sangat tinggi aktivitasnya," katanya.
Untuk gunung Lokon, menurut dia, radius bahayanya berada 2,5 kilometer dari Kawah Tompaluan.
Di seluruh area tersebut, menurut dia, berpotensi terkena dampak langsung, seperti abu vulkanik, lontaran material pijar, hingga awan panas jika terjadi letusan besar.
"Lokon hingga kini masih banyak terjadi gempa vulkanik dalam hingga permukaan. Ini mengindikasikan adanya imigrasi magma, namun belum diketahui pasti apakah akan disertai letusan. Diharapkan masyarakat tetap waspada saja dengan mengikuti semua instruksi yang dikeluarkan terutama soal larangan di zona bahaya," katanya.
Di Sulut, dikatakannya, ada sembilan gunung berapi, namun hanya tiga yang status Siaga, sedangkan lainnya status normal, seperti Gunung Klabat di Minut, Tangkoko di Bitung, Awu di Sangihe, dan Gunung Ambang.
"Naiknya aktivitas gunung Lokon, Karangetang dan Soputan wajar saja, sebab masih dalam satu zona subduksi , yakni dari pergerakan lempeng Pasifik-Eurusia. Kenapa lainnya tidak naik aktivitasnya? Karena, mungkin saat terjadi pertemuan lempeng tidak terpicu pergerakan energi magmanya karena lemah," katanya.
Pihaknya hingga kini masih melakukan pemantauan secara intensif terhadap aktivitas gunung, terutama Lokon di Tomohon, sebab masih berpotensi terjadinya letusan.
(T.K005)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014