Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Adang Bachtiar menyatakan rokok elektronik menjadi konsumsi alternatif bagi masyarakat yang berhenti merokok.Bagi orang yang biasa merokok konvensional bisa beralih sementara ke rokok elektronik,"
"Bagi orang yang biasa merokok konvensional bisa beralih sementara ke rokok elektronik," kata Adang saat dihubungi di Jakarta Senin.
Adang mengatakan rokok elektronik dapat memberikan kenyamanan bagi perokok aktif yang telah berhenti karena alasan penyakit.
Namun, Adang menuturkan orang yang menghisap rokok elektronik kembali rokok tembakau ketika merasa sudah sembut dari penyakit.
Berdasarkan hasil penjualan rokok elektronik telah laku di pasaran lebih dari 1 juta dolar Amerika Serikat sejak beberapa tahun terakhir.
Rokok elektronik tidak masuk aturan "Food and Drug Administration" (FDA) sehingga konsumen merasa aman dengan rokok yang menggunakan "baterai" itu dibanding rokok tembakau.
Beberapa pihak meminta rokok elektronik masuk daftar pengawasan aturan FDA agar mendapatkan label lebih aman dibanding rokok tembakau.
Aksi terhadap Merokok dan Kesehatan (ASH) mencatat pengguna rokok elektronik di Inggris mencapai 2,1 juta orang dengan tujuan mengurangi kebiasaan merokok tembakau.
Pimpinan ASH Deborah Arnott pernah mengungkapkan peningkatan jumlah penggunaan rokok elektronik menunjukkan semakin banyak konsumen yang ingin berhenti merokok tembakau.
"Peningkatan penggunaan rokok elektronik dalam empat tahun terakhir mengindikasikan rokok elektronik membantu berhenti merokok tembakau," ujar Deborah.
Salah satu organisasi kajian alat merokok di Inggris menunjukkan rokok elektronik mengalahkan penggunaan produk nikotin seperti plester dan permen karet sebagai alat bantu pengganti merokok.
Sebelumnya, rokok elektronik menjadi isu utama menjelang Hari Anti Tembakau sedunia karena para dokter dan ahli kebijakan mendesak badan kesehatan PBB untuk menetapkan perangkat tersebut sebagai penyelamat hidup.
Para ahli kesehatan menulis surat kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar rokok elektroni sebagai alternatif karena rokok tembakau menyebabkan kanker, penyakit jantung dan paru-paru, serta stroke.
(T014/Z003)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014