• Beranda
  • Berita
  • BPPT-Jepang uji reaktor biomassa penghasil methanol

BPPT-Jepang uji reaktor biomassa penghasil methanol

26 Juni 2014 13:24 WIB
BPPT-Jepang uji reaktor biomassa penghasil methanol
ilustrasi - pekerja menumpuk limbah tebu (ANTARA/Oky Lukmansyah)
Jakarta (ANTARA News) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan pemerintah Jepang menguji coba prototipe reaktor yang mengubah biomassa dari limbah perkebunan dan pertanian untuk memproduksi bahan bakar cair terbarukan (methanol).

"Program ini kelanjutan MoU yang telah kami lakukan beberapa waktu lalu. Sekarang masih skala lab dan dalam proses demo plan reaktor. Rencananya akan komersial 2020," kata Direktur Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi BPPT, Dr Adiarso di Jakarta, Kamis.

Menurut Adiarso, potensi sumber biomassa Indonesia sangat besar, mencapai puluhan juta ton berupa limbah sawit, padi, jagung, tebu, yang diperkirakan mampu memenuhi lebih dari setengah kebutuhan energi primer rakyat.

"Namun hingga kini limbah-limbah ini belum dimanfaatkan karena belum ditemukan teknologi yang lebih ekonomis. Karena itu kami terus meriset teknologinya," katanya.

Teknologinya, menurut Direktur Eksekutif Asian Peoples Exchange (Apex), sebuah LSM Jepang yang terlibat, Dr Nao Tanaka, menggunakan tanah liat sebagai katalis untuk proses gasifikasi.

Nao Tanaka mengatakan, prototipe ini merupakan integrasi model dari reaktor gasifikasi di mana limbah biomassa menggunakan katalis tanah liat lokal, dengan reaktor untuk sintesa methanol yang berbahan baku gas hasil proses gasifikasi tersebut.

"Jadi gas karbonmonoksida (CO) dan Hidrogen (H2) yang dihasilkan nantinya jadi methanol (CH3OH) cair yang merupakan bahan bakar seperti halnya bensin. Teknologi pembuatan methanol ini dioperasikan pada tekanan yang rendah sehingga bisa menekan biaya," katanya.

Kerja sama ini didanai proyek Satreps (Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development) yang merupakan program pemerintah Jepang untuk meningkatkan kerja sama riset dari JICA (Japan International Cooperation Agency) dan JST (Japan Science and Technology Agency).

Pewarta: Dewanti Lestari
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014