Menjelang reuni kedua tim pada semifinal Piala Dunia di Sao Paolo, Kamis dini hari nanti, gol itu menjadi monumen untuk memenangkan obsesi kembar Belanda dalam teknik dan sekaligus eskploitasi ruang yang cepat.
Skor 1-1 pada laga perempat final di Marseille yang dijemur mentari senja ketika kedua tim harus bermain dengan 10 orang saat kapten Belanda Frank de Boer meluncurkan umpan dari jarak 64 meter pada menit 90.
Setelah masuk ke bagian bawah kotak penalti, Bergkamp (saat itu 29), melompat ke udara untuk menyambut bola dengan kaki kanannya, dengan mudah menghujamkannya.
"Anda mesti setegar mungkin, seolah Anda tegak berdiri, tetapi di udara, dan mengendalikan bola," jelas Bergkamp kepada penulis David Winner dalam wawancara 2013 dengan jurnal sepak bola The Blizzard.
"Saya tak menyadari betapa tingginya saya di udara saat itu. Tapi Anda ingin bola itu di posisi tersebut. Tak di sana, tapi di sini. Jadi Anda mesti melompat menyambut bola."
Begitu bek tengah Argentina Roberto Ayala mendekat untuk mencegah datangnya marabahaya, Bergkamp memotong bolo dengan kaki kanannya dan kemudian, sekali lagi dengan kaki kanannya, melengkungkan sebuah tembakan hebat melewati penjaga gawang Carlos Roa dan masuk ke sudut kiri atas gawang.
Tiga sentuhan, sebuah gol tidak terlupakan.
"Anda di dalam momen itu," sambung Bergkamp. "Itu perasaannya. Setelah dua sentuhan pertama, momen itu! Anda sungguh memberikan segalanya. Seolah hidupmu mengarah ke momen ini."
Tatkala para penggemar berpakaian oranye di belakang gawang tumpah dalam kegembiraan, Bergkamp menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, seakan tak mampu mempercayai apa yang telah dicapainya, sebelum menjatuhkan tubuhnya ke lapangan rumput.
Momen itu ditangkap oleh komentator radio Belanda Jack van Gelder, yang bereaksi terhadap gol itu dengan menyebut nama Bergkamp lima kali -- suaranya bergetar menahan emosi-- sebelum melolong.
"Anda tidak pernah memainkan pertandingan yang sempurna," kata Bergkamp. "Tetapi momen itu sendiri, saya kira, sempurna."
Gol itu menjadi bukti nilai besar dari generasi kaya bakat yang juga termasuk Edwin van der Sar, Edgar Davids, Clarence Seedorf, Marc Overmars dan Patrick Kluivert. Belanda memenangi laga ini 2-1, namun kalah adu penalti di semifinal dari Brasil, demikian AFP.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014