• Beranda
  • Berita
  • Gelombang tinggi terjang pantai selatan Gunung Kidul

Gelombang tinggi terjang pantai selatan Gunung Kidul

11 Juli 2014 19:34 WIB
Gelombang tinggi terjang pantai selatan Gunung Kidul
Gelombang laut (istimewa)

Puluhan nelayan tidak bisa melaut,"

Gunung Kidul (ANTARA News) - Gelombang tinggi menerjang kawasan pantai selatan di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga menyebabkan abrasi cukup parah, dan lima lapak di pinggir pantai hilang terseret ombak.

Koordinator SAR Pantai Baron, Marjono di Gunung Kidul, Jumat, mengatakan tingginya gelombang menyebabkan nelayan tidak melaut.

"Puluhan nelayan tidak bisa melaut," kata Marjono.

Ia mengatakan nelayan memilih untuk memperbaiki jaring dan mencari jingking untuk mengisi waktu luang. "Nelayan memilih tidak melaut sambil menunggu gelombang kembali normal," katanya

Marjono menambahkan pihaknya sudah memberikan peringatan kepada nelayan, warga setempat serta wisatawan agar berhati-hati dengan gelombang tinggi tersebut. "Karena itu, kami meningkatkan kewaspadaan dengan menempatkan petugas," kata dia.

Informasi yang dihimpun menyebutkan gelombang tinggi menerjang kawasan pesisir sejak sepekan terakhir, dan puncaknya terjadi pada Kamis (10/7) siang.

Gelombang tinggi yang terus menerus menerjang menyebabkan abrasi di kawasan Pantai Baron.

Selain itu, menurut dia, menyebabkan sejumlah lapak milik pedagang rusak dan hilang. Pedagang harus mengevakuasi sebagian lapak yang masih tersisa.

Selain itu, sejumlah nelayan memilih memarkirkan kapalnya menjauhi pantai. Hal ini karena pantai cenderung curam, dan takut dengan ganasnya gelombang yang menyebabkan kerusakan kapal.

Salah seorang pedagang, Wasiman mengatakan pedagang yang lapaknya rusak terpaksa tidak bisa berjualan di lokasi dekat bibir pantai.

Sementara pedagang lainnya memilih untuk memindahkan barang dagangannya.

"Gelombang tinggi menyebabkan abrasi pantai bertambah parah," kata Wasiman.

Ia mengatakan warung ini pada Kamis (10/7) masih digunakan pedagang untuk berjualan, namun sore harinya sudah hilang.

Warung emplek-emplek ini hilang tidak berbekas. "Pinggir pantai sekarang pasirnya juga hilang," kata Wasiman.

(KR-STR/M008)

Pewarta: Sutarmi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014