Washington (ANTARA News) - Hasil studi menunjukkan bahwa orang cenderung memilih teman yang secara genetik memiliki kesamaan dengan mereka, kesamaan yang cukup besar sehingga teman pada level genetik seperti sepupu keempat.Nasib kita tidak hanya tergantung pada gen-gen kita sendiri, tapi juga gen-gen orang-orang di sekitar kita, dan khususnya teman-teman kita
Temuan studi yang dipublikasikan pada Senin (14/7) itu diperoleh berdasarkan pengujian sekitar 1,5 juta penanda variasi genetik dalam satu kelompok yang mencakup hampir 2.000 orang dalam studi kesehatan jangka panjang di Massachusetts, Amerika Serikat.
Para peneliti membandingkan orang yang diidentifikasi sebagai teman dengan mereka yang bukan. Mereka menemukan bahwa orang hampir sama dengan teman mereka dalam gen-gen penciuman, yang melibatkan indra penciuman, dan paling kurang serupa dalam gen-gen sistem kekebalan.
"Gen-gen penciuman punya penjelasan langsung: Orang yang suka dengan bau yang sama cenderung tertarik ke lingkungan yang sama, tempat mereka bertemu dengan orang lain yang punya kecenderungan sama," kata salah satu peneliti, James Fowler, profesor genetika medis dan ilmu politik di University of California, San Diego.
Hasil studi yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences itu mengikuti hasil riset yang dipublikasikan pada Mei, yang menemukan bahwa orang cenderung memilih pasangan yang memiliki materi keturunan asam deoksiribonukleat atau Deoxyribonucleic Acid (DNA) serupa.
Fowler mengatakan temuan yang baru memperjelas bahwa orang memiliki lebih banyak kesamaan DNA dengan mereka yang dipilih sebagai teman dibandingkan dengan orang asing dalam populasi yang sama.
Karena populasi dalam studi itu sangat homogen, kebanyakan berkulit putih dengan latar belakang Eropa, temuan itu "tampaknya dipicu oleh penjelasan sederhana bahwa orang dengan kesamaan leluhur berteman satu sama lain," kata Fowler.
Sementara menurut peneliti yang lain, Nicholas Christakis, profesor sosiologi, evolusi biologi dan kedokteran dari Yale University, mekanisme yang digunakan orang untuk memilih teman dengan kesamaan genetik masih menjadi misteri.
"Ini bisa melibatkan kerja dalil 'sistem deteksi saudara' pada manusia," kata Christakis seperti dilansir kantor berita Reuters.
"Nasib kita tidak hanya tergantung pada gen-gen kita sendiri, tapi juga gen-gen orang-orang di sekitar kita, dan khususnya teman-teman kita," katanya.
Christakis mengatakan bahwa dia tertarik mengetahui mengapa orang-orang memiliki teman.
"Pertemanan sangat langka di kerajaan binatang. Primata tertentu lain, di antara mamalia yang lain hanya gajah dan paus yang melakukan ini, dan ini saja memancing keingintahuan kita," katanya.
Penerjemah:
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014