• Beranda
  • Berita
  • Peneliti latihan hidup di Mars tanpa meninggalkan Bumi

Peneliti latihan hidup di Mars tanpa meninggalkan Bumi

26 Juli 2014 10:33 WIB
Peneliti latihan hidup di Mars tanpa meninggalkan Bumi
Ilustrasi--Kru 125 EuroMoonMars mengumpulkan sampel geologi di Stasiun Penelitian Gurun Mars (MDRS) di Gurun Utah, Sabtu (2/3). (REUTERS/Jim Urquhart)

Saya belum melihat pohon, mencium bau hujan, mendengar burung, atau merasakan angin di kulit saya selama empat bulan...

Cape Canaveral (ANTARA News) - Dalam empat bulan terakhir, satu tim peneliti hidup latihan hidup terisolasi di Mars dalam maket habitat Planet Merah di gunung berapi Hawaii.

Pemimpin ekspedisi Casey Stedman dan lima awak lain menghabiskan sebagian besar waktu tinggal di dalam kubah bertenaga surya dengan luas sekitar 93 meter persegi, hanya menjelajah untuk simulasi perjalanan antariksa dan melakukannya hanya ketika mengenakan tiruan pakaian luar angkasa.

"Saya belum melihat pohon, mencium bau hujan, mendengar burung, atau merasakan angin di kulit saya selama empat bulan," tulis Stedman dalam blog di Instagram.

Stedman adalah tentara Angkatan Udara Amerika Serikat dan mahasiswa Embry-Riddle Aeronautical University Worldwide.

"Kami melakukan simulasi misi jangka panjang di Mars, dengan fokus pada psikologi awak dalam isolasi," kata para awak dalam wawancara dengan Reddit pada Minggu.

Anggota awak, yang antara lain meliputi insinyur kimia Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dam ahli neuropsikologi dari Fort Wayne Neurological Center di Indiana, telah menjalani isolasi dari kontak langsung dengan manusia dan makan makanan kering yang sudah distabilkan.

"Pada dasarnya kami hidup dengan bubur. Bubur bercitarasa, tapi bagaimanapun tetap bubur," tulis salah satu awak, Ross Lockwood, di Instagram.

Habitat, yang dilengkapi dengan toilet pengompos tanpa-air, pada dasarnya bisa mendukung diri sendiri, kecuali untuk pasokan air dan pemulihan limbah air setiap dua sampai tiga pekan.

Komunikasi dengan dunia luar dilakukan dengan waktu tunda untuk menyesuaikan dengan 20 menit waktu perjalanan gelombang radio antara Bumi dan Mars.

Di samping elemen survei psikologis harian, para peneliti melakukan proyek ilmiah dan studi yang lain, termasuk ekspedisi ke luar habitat serupa Mars di gunung api Mauna Loa, Hawaii, yang lanskapnya mirip dengan kawasan yang disebut Tharsis di Planet Merah.

Menurut Lockwood, yang sedang menyelesaikan pendidikan doktor bidang fisika di University of Alberta, anggota tim juga bisa bersenang-senang dengan menonton film, bermain dengan papan permainan, dan berolahraga selama penelitian.

"Kami tidak punya banyak waktu luang, tapi saya menganggap kerja sebagai bagian dari bersenang-senang juga. Merencanakan EVAs (perjalanan luar angkasa), menyiapkan makanan, bahkan pekerjaan sehari-hari--semua itu kegiatan yang menyenangkan," katanya seperti dilansir kantor berita Reuters.

Penelitian simulasi hidup di Mars yang didanai oleh NASA dan diawasi oleh University of Hawaii itu bermula 28 Maret. Bagian dari operasi misi Hawaii Space Exploration Analog and Simulation atau Hi-SEAS 2 tersebut tuntas pada Jumat, tapi akan butuh berbulan-bulan untuk menyatukan temuan-temuannya.

Arah proyek itu adalah menciptakan pantuan untuk misi masa depan ke Mars, tujuan jangka panjang program antariksa Amerika Serikat.

"Semoga, ketika kita mengirim manusia ke Mars, kita telah melakukan cukup misi seperti HI-SEAS sehingga kita ingat untuk membawa barang-barang yang sangat penting seperti kertas toilet ekstra," kata anggota tim pendukung misi Gary Strawn di Reddit.



Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014