Peneliti dari Balai Arkeologi Jayapura Hari Suroto di Jayapura, Minggu, mengatakan alat tulang babi dan alat tulang kasuari yang ditemukan itu berfungsi sebagai pemotong dan pembelah buah merah.
Alat tulang babi berukuran panjang 17 cm, lebar 3,5 cm dan tebal 2 cm dengan warna putih kemerahan.
Alat tulang kasuari berukuran panjang 32,5 cm, lebar 4,5 cm, tebal 4 cm dengan warna putih kecoklatan.
"Alat tulang adalah perkakas yang dibuat dari bahan tulang yang dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari penduduk Mamberamo Tengah Jenis tulang yang dijadikan sebagai alat yaitu bagian tulang kering dari babi dan kasuari," katanya.
Berdasarkan analisis, kata Hari, diketahui teknik pembuatannya yaitu dengan memecahkan tulang menggunakan alat tumpul.
Kemudian dilanjutkan dengan pengerjaan lebih lanjut yaitu teknik pangkas, dengan cara memangkas bagian ujung untuk kemudian dilakukan peruncingan.
Untuk membentuk artefak sesuai dengan yang diinginkan, lanjut alumnus Universitas Udayan Bali itu, diperlukan penghalusan melalui penggosokan pada bagian yang digunakan sebagai bagian yang tajamnya.
"Pembuatan alat tulang kasuari dengan cara dibelah jadi dua untuk kemudian dilakukan pengerjaan lebih lanjut berupa pemangkasan dan peruncingan," katanya.
Menurut Hari, kondisi lingkungan yang subur dan keberadaan sungai sebagai sumber air, menjadikan Kelila sebagai lokasi yang dipilih manusia sebagai tempat beraktivitas pada masa prasejarah.
Selain itu, analisis polen terhadap sisa tanaman buah merah menunjukkan bahwa pembukaan lahan di wilayah itu digunakan untuk budidaya buah merah pernah berlangsung sekitar 7.000 hingga 5.200 tahun yang lalu.
"Buah merah merupakan makanan utama penduduk Mamberamo Tengah hingga saat ini. Buah merah merupakan sumber minyak serta bijinya berprotein tinggi. Manusia kala itu menggunakan alat tulang babi dan kasuari untuk memotongnya," katanya.
Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014