PT Pos-BNN fungsikan alat deteksi narkoba

16 Agustus 2014 15:24 WIB
PT Pos-BNN fungsikan alat deteksi narkoba
PT. Pos Indonesia (FOTO ANTARA/Dedhez Anggara)
Ambon (ANTARA News) - PT Pos Indonesia (PT Pos) cabang Ambon dan Badan Narkotika Provinsi (BNP) Maluku telah menyiapkan dan memfungsikan alat deteksi narkoba.

"Alat deteksi narkoba telah diaktifkan sejak dua pekan lalu di kantor pos Ambon, guna mendeteksi setiap paket pengiriman," kata Kepala PT Pos Ambon, Daniel Uneputty, Sabtu.

Ia mengatakan bahwa alat deteksi narkotika telah berfungsi dan digunakan untuk mendeteksi setiap paket yang akan dikirim maupun tiba di Ambon.

"Kami juga bekerja sama dengan menempatkan dua orang petugas BNN dan Bea cukai untuk memeriksa dan mendeteksi setiap paket kiriman di kantor pos," ujarnya.

Daniel menyatakan upaya ini sebagai langkah antisipasi pihaknya bersama BNN dan Bea cukai untuk mematikan gerak langkah pengedar narkoba.

"Kami juga dibantu aparat kepolisian dari Polda Maluku, agar tidak lagi terjadi pengiriman paket melalui pos," katanya.

Diakuinya, diaktifkannya alat pendeteksi narkoba maka Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Maluku, Papua dan Papua Barat dapat mengungkap penyelundupan narkoba) dengan modus pengiriman melalui jasa pos.

"Hal ini dilakukan setelah mendapatkan informasi adanya pengiriman narkoba melalui kantor pos pada 9 Agustus 2014," katanya

Paket kiriman narkoba jenis sabu seberat 22,07 gram itu, berasal dari Batam (Kepulauan Riau) sedangkan jenis ganja dikirim seseorang dari Depok (Jawa Barat).

DJBC Dirnarkoba Polda Maluku dan BNN selanjutnya membentuk tim pengintai dan penindakan untuk memantau siapa oknum pelaku yang akan menjemput barang tersebut.

"Paket tersebut tidak diambil penerima selama dua hari, sehingga dilakukan kontak terhadap penerima barang melalui nomor telepon genggam yang tertera di bungkusan paket tersebut, dan dilakukan penangkapan terhadap tersangka," katanya.

Daniel menambahkan setiap minggu pihaknya menerima sebanyak 500 kg barang atau 1.500 paket yang dikirim maupun diterima.

"Jumlah ini tentunya sangat sulit untuk membedakan paket yang berisi narkoba, karena itu kehadiran alat deteksi dapat membantu para petugas untuk mengungkap jaringan pengiriman narkotika." tandas Daniel.

(KR-PNN/F002)

Pewarta: Penina Mayaut
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014