Semangat kemerdekaan di kolong jembatan Ancol

17 Agustus 2014 12:59 WIB
Semangat kemerdekaan di kolong jembatan Ancol
Murid-murid Sekolah Darurat Kartini di kolong jembatan Ancol, Jakarta Utara. (www.facebook.com/pages/Sekolah-Darurat-Kartini-Ibu-Guru-Kembar)
Jakarta (ANTARA News) - Ibu guru kembar pendiri Sekolah Darurat Kartini, Sri Rosyati dan Sri Irianingsih, Minggu memimpin upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-69 di halaman sekolah itu di Pademangan, Jakarta Utara.

"Peringatan kemerdekaan Indonesia ini diharapkan agar masyarakat miskin yang hidup di bawah kolong jembatan dapat merasakan semangat dan arti Hari Kemerdekaan Indonesia," kata Sri Rosyati disela-sela upacara.

Upacara ini merupakan bentuk pembinaan kenegaraan kepada masyarakat agar mereka semakin cinta terhadap Tanah Air.

"Agar masyarakat di sini tahu bahwa mereka mempunyai Pancasila, UUD 45, karena merebut kemerdekaan itu tidak gampang butuh waktu 350 tahun. Dan juga supaya masyarakat tidak terhasut dengan ideologi teroris," kata Sri Irianingsih.

Kemerdekaan Indonesia ke-69 ini menjadi momentum untuk menyampaikan pesan kepada pemerintahan baru, agar memperhatikan masyarakat miskin dalam memperoleh kemerdekaan dalam hal pendidikan secara gratis, layak dan berkualitas.

"Pendidikan gratis bagi anak bangsa tanpa terkecuali, harapan saya semua sekolah negeri menerima mereka, baik mereka kaya atau miskin, pintar atau bodoh. Tidak ada diskriminasi," ujar Sri Irianingsih.

Selain upacara, Sekolah Darurat Kartini mengadakan perlombaan bersama murid dan warga setempat yakni lomba makan kerupuk, lari kelereng, balap karung dan lomba membuat tumpeng.

Upacara dan perlombaan tersebut diikuti puluhan murid Sekolah Darurat Kartini bersama warga yang bermukim di bawah kolong jembatan Ancol.

Sekolah Darurat Kartini didirikan untuk memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak yang tidak bisa sekolah.

Pewarta: Zabur Karuru
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014