Penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) tersebut dilakukan dibawah koordinasi langsung dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Penandatanganan MoU tersebut juga sekaligus menandai dimulainya pembangunan SPAM Jatiluhur Tahap I dengan total kapasitas sebesar 5.000 liter per detik.
"Melalui kerja sama ini, diharapkan target percepatan akses aman air minum dapat tercapai, sebagaimana yang sudah diatur dalam Millenium Development Goals (MDGs)," kata Menteri PU Djoko Kirmanto dalam penandatanganan MoU di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis.
Selain itu, menurut dia, kerja sama tersebut juga merupakan bagian dari pencapaian target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Negara (RPJMN) 2015-2019, yakni akses aman air minum mencapai 100 persen pada 2019.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menuturkan terkait sistem pemipaan akan menjadi tanggung jawab Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di wilayah masing-masing.
"SPAM ini hanya menyediakan air baku curahnya saja. Sedangkan untuk distribusi melalui pipa-pipa nanti akan menjadi urusan PDAM di masing-masing wilayah," kata Gubernur Jabar yang akrab disapa Aher itu.
Objek kerja sama itu meliputi pengembangan SPAM Jatiluhur untuk wilayah Provinsi DKI Jakarta sebanyak 4.000 liter per detik, Kabupaten Karawang 350 liter per detik, Kabupaten Bekasi 350 liter per detik dan Kota Bekasi 300 liter per detik.
Kapasitas produksi 5.000 liter per detik merupakan produksi dari dua lokasi Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) yang berlokasi di Cibeet dengan kapasitas IPA 550 liter per detik untuk melayani wilayah Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi dan di Bekasi dengan kapasitas IPA 4.450 liter per detik yang akan melayani wilayah DKI Jakarta, Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi.
Pengelolaan produksi air pada SPAM Jatiluhur tersebut dilakukan oleh lembaga pengelola yang akan dibentuk oleh Perum Jasa Tirta II.
Pewarta: Cornea Khairany
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014