Jakarta (ANTARA News) - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama--alias Ahok--tidak setuju apabila pemilihan kepala daerah dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)....yang mengusulkan itu adalah mereka-mereka yang tidak berjiwa rakyat...
"Kalau saya dipilih DPRD, maka tiap hari cuma mikir bagaimana caranya untuk baik-baikin DPRD, main keluar negeri, main golf. Kalau perlu saya gaji tiap bulan DPRD. Bukannya mikirin rakyat jadinya tapi malah mikirin DPRD saja," kata Ahok, di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin.
Pria yang akrab disapa Ahok ini mengatakan pihak-pihak yang menyetujui kepala daerah dipilih oleh DPRD adalah mereka yang tidak berjiwa rakyat dan dikhawatirkan akan semakin membuka celah bagi kepala daerah untuk melakukan tindak pidana korupsi karena harus "timbal balik" kepala DPRD.
"Buat saya ini (kepala daerah dipilih DPRD) bukan sebuah kemunduran tapi orang yang mengusulkan itu adalah mereka-mereka yang tidak berjiwa rakyat," kata dia.
Menurut dia, untuk saat ini sistem pemilihan kepala daerah dengan cara dipilih langsung oleh rakyat adalah salah satu cara terbaik untuk menghasilkan seorang pemimpin.
"Di luar plus dan minusnya pemilihan kepala daerah, tetap yang terbaik menurut saya ialah dipilih oleh rakyat," ujarnya.
Apalagi biaya politik yang mahal menjadi alasan sejumlah pihak yang mengusulkan kepala daerah dipilih DPRD, Ahok kurang sepakat dengan anggapan tersebut karena tidak semua hati rakyat tidak bisa disogok oleh uang (money politics).
Ia menuturkan, sistem kepala daerah dipilih rakyat ini sudah terbukti menghasilkan sejumlah pemimpin yang baik salah satunya ialah Joko Widodo (Jokowi).
"Saya dan Pak Jokowi tidak main sogok rakyat, ikut partai tidak bayar tapi bisa menang kok. Malah jadi presiden lagi sekarang (Jokowi)," kata Ahok.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014