"Kita akan perbaiki menumpuknya pasien di rumah sakit dengan aplikasi itu, jika ada satu kamar kosong, maka akan langsung ter-update," kata Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kemenkes Akmal Taher pada acara penghargaan The Best Role Model Rumah Sakit Vertikal Kemenkes RI di Jakarta, Senin malam.
Akmal Taher menjelaskan aplikasi tersebut sangat diperlukan untuk melayani 127 juta peserta JKN, dan akan dikembangkan sampai akhir 2014 dengan target bisa mencakup seluruh rumah sakit di kawasan Jabodetabek.
Saat ini aplikasi tersebut bisa diakses melalu sistem Android dan PC untuk sejumlah rumah sakit, di antaranya RS Dharmais, Harapan Kita, RSCM, RS Fatmawati, RS persahabatan dan beberapa rumah sakit umum daerah.
Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan Fajriadinur menyambut baik dikembangkannya aplikasi sistem rawat inap tersebut untuk memberikan informasi rumah sakit yang tersedia kepada peserta JKN yang membutuhkan rawat inap.
"Laju pertambahan peserta JKN yang kini mencapai 127juta peserta harus sejalan dengan tempat yang tersedia, terutama di daerah DKI Jakarta," katanya.
Fajriadinur mengatakan dengan memberikan kemudahan informasi kepada pasien, maka penumpukan peserta JKN di satu rumah sakit bisa terurai dengan mengalihkannya ke rumah sakit lain.
"Sistem informasi tersebut menyesuaikan kebutuhan pasien, mungkin di RS A penuh tapi di RS B masih bisa menampung," katanya.
Fajriadinur berharap dengan dikembangkannya aplikasi tersebut, maka setiap orang bisa mengontrol, dan rumah sakit akan lebih terbuka kepada masyarakat.
(SDP-64//M008)
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014