Presiden Bulgaria Terpilih Kembali

31 Oktober 2006 21:13 WIB
Sofia (ANTARA News) - Presiden Bulgaria Georgy Parvanov terpilih kembali dengan meraih suara banyak dan mengungguli penantangnya dari kubu ultra-nasionalis untuk memimpin negaranya menjadi anggota Uni Eropa (UE) pada 1 Januari, demikian hasil penghitungan suara Senin. Hasil akhir memberi Parvanov (49) 75,9 persen suara, sementara posisi kedua ditempati oleh Volen Siderov --yang dikenal karena sikap anti-minoritasnya dan tuduhan tajamnya terhadap "mafia" kekuasaan-- dengan 24,1 persen suara. "Rakyat Bulgaria memberi suara sehingga takkan merasa malu besok," demikian tulisan di harian beroplah besar di Bulgaria, Trud, Senin. Presiden Perancis Jacques Chirac, yang menghadapi persaingan serupa melawan seorang tokoh nasionalis pada 2002, termasuk di antara pemimpin dunia pertama yang mengucapkan selamat kepada Parvanov karena "terpilih kembali secara meyakinkan". Chriac menyatakan ia yakin upaya Bulgaria akan memungkinkannya segera mengisi posisinya dalam "keluarga besar Eropa". Parvanov, penganjur utama masuknya negara miskin di Balkan itu ke dalam rangkulan Eropa, menjadi orang Bulgaria pertama sejak jatuhnya komunisme yang meraih masa jabatan lima tahun kedua sebagai presiden, posisi yang kebanyakan bersifat seremonial. "Ini adalah hasil bersejarah yang tak pernah terjadi sebelumnya," kata mantan pemimpin Sosialis tersebut pada suatu taklimat Ahad malam, saat hasil pertama penghitungan suara memberi dia keunggulan yang tak tertandingi atas pesaingnya. Kemanganan Parvanov juga bersejarah dalam konteks bahwa ia merupakan partisan pertama arus utama yang menghadapi calon populis ultra-nasionalis dalam pemilihan umum keduanya, setelah Siderov menyingkirkan calon dari kubu sayap-kanan Neldelcho Beronov dari kancah persaingan. Banyak pengulas di Sofia mengatakan kemunculan Siderov terjadi karena kekecewaan orang Bulgaris tertentu, yang tersisihkan selama peralihan dari komunisme dan patah-arang karena mereka menghadapi tantangan yang melibatkan penggabungan dengan UE, demikian AFP. (*)


Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006