"Tinggal harganya berapa," kata Deputi Mendagri Myanmar Brigjen Deputi Mendagri Kyow Kyow Tin dalam pertemuan dengan kalangan industri pertahanan Indonesia di Naypyitaw, Myanmar, Jumat.
Dalam pertemuan itu Kyow Kyow Tin didampingi Kapolri Myanmar Zar Win serta sejumlah pejabat teras Kementerian Dalam Negeri dan Kepolisian Myanmar.
Dipimpin Staf Ahli Kerja Sama dan Hubungan Kelembagaan KKIP (Komite Kebijakan Industri Pertahanan) Silmy Karim, kalangan industri pertahanan Indonesia terdiri atas tiga BUMN dan tujuh perusahaan swasta menggelar pameran dan presentasi produk alpalhankam yang dibutuhkan Myanmar.
Mendagri Myanmar Letjen Ko Ko juga sempat menyaksikan pameran produk dari PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT PAL, dan sejumlah perusahaan swasta seperti PT Saba Wijaya Persada yang memproduksi perlengkapan personel polisi seperti rompi antipeluru, helm dan tameng antihuru-hara.
Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dalam kesempatan sebelumnya mengatakan kunjungan kerjanya ke Myanmar 11-13 September 2014 dengan membawa produsen industri pertahanan adalah agar para petinggi militer dan pemerintahan Myanmar mendapat informasi hasil produksi industri pertahanan secara langsung.
Berbagai alat perlengkapan pertahanan keamanan (alpalhankam) serta perlengkapan personel militer serta kepolisian, yang dibutuhkan Myanmar dapat disaksikan dan ditanyakan lebih lanjut.
Kyow Kyow Tin memang sempat menanyakan soal harga dan kualitas serta daya tahan.
Kementerian Dalam Negeri akan memesan sejumlah alpalhankam untuk digunakan oleh kepolisian di negeri itu seperti kendaraan antihuru-hara, perlengkapan polisi seperti senjata, seragam, rompi antipeluru, helm antipeluru, bahkan kapal.
Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014