"Kami memang menerima informasi kalau warga di wilayah pegunungan selatan Banjarnegara mulai kesulitan air bersih. Namun sampai sekarang, kami belum menerima permohonan bantuan penyaluran air bersih," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara Tursiman, di Banjarnegara, Rabu.
Menurut dia, warga di pegunungan selatan Banjarnegara yang meliputi Kecamatan Pagedongan, Bawang, Purwanegara, Mandiraja, dan Susukan itu masih bisa mendapatkan air bersih dari sejumlah mata air dan sungai di sekitar mereka.
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa pihaknya siap menyalurkan air bersih jika ada permohonan bantuan dari warga melalui pemerintah desa setempat.
"Kami juga akan berkoordinasi dengan Bakorwil (Badan Koordinasi Wilayah) III Jateng di Purwokerto terkait penyaluran air bersih tersebut," katanya.
Ia mengatakan bahwa berdasarkan data BPBD Banjarnegara, sebanyak 21 desa yang tersebar di tujuh kecamatan termasuk wilayah rawan kekeringan.
Akan tetapi hingga sekarang, kata dia, belum ada satupun desa rawan kekeringan yang mengajukan permohonan bantuan air bersih.
"Mungkin kekeringan kali ini tidak separah kemarau tahun lalu. Apalagi beradasarkan informasi prakiraan cuaca dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), awal musim hujan di wilayah utara dan selatan Banjarnegara pada minggu pertama bulan Oktober, sedangkan wilayah tengah pada minggu kedua bulan Oktober," katanya.
Sementara di Desa Jalatunda, Kecamatan Mandiraja, warga setempat harus rela berjalan kaki hingga 3 kilometer untuk mendapatkan air bersih di sejumlah mata air pegunungan selatan Banjarnegara.
"Kalau untuk mandi, cuci, dan sebagainya, kami masih bisa memanfaatkan air Sungai Sapi, namun airnya tidak layak untuk minum, sehingga kami harus mencari ke mata air," kata salah seorang warga, Narto.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014