"Udara mulai memburuk terutama pagi hari dan malam hari, sehingga masyarakat sebaiknya menggunakan masker kalau mau bepergian," kata Kepala BLH Kota Pontianak Multi Junto Bahatarendro di Pontianak, Kamis.
Multi menjelaskan, berdasarkan pantuan petugas BLH Kota Pontianak dalam dua hari terakhir kualitas udara mulai pukul 17.00 WIB hingga dini hari cenderung memburuk.
"Mudah-mudahan kondisi ini tidak berlangsung lama, karena diperkirakan dalam seminggu ini akan ada curah hujan yang cukup tinggi," ungkap Multi.
Dalam kesempatan itu, Kepala BLH Kota Pontianak menyayangkan masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker. "Padahal penggunaan masker di saat seperti ini dapat mencegah warga terkena penyakit pernapasan," ujarnya.
Selain itu, Multi mengimbau warga Kota Pontianak dan sekitarnya agar tidak membersihkan lahan pertanian mereka dengan cara dibakar, karena akan semakin memperburuk kualitas udara akibat asap pembakaran tersebut.
Sebelumnya, Prakirawan BMKG Supadio Pontianak, Desmian Sulviani menyatakan berdasarkan pantauan radar yang dilakukan BMKG Supadio Pontianak, kabupaten penghasil titik api terbanyak, yakni Ketapang dengan 63 titik api, disusul Kabupaten Kubu Raya 47 titik api, Sintang 37 titik api, Kapuas Hulu 18 titik api, Landak 13 titik api, Sekadau empat titik api, Kabupaten Pontianak empat titik api, Sanggau dua titik api, Kota Pontianak dan Kabupaten Sambas masing-masing satu titik api.
Jarak pandang Rabu (17/9) pada pukul 06.00 WIB hanya mencapai 300 meter di kawasan Bandara Supadio Pontianak, sehingga mengakibatkan terganggunya aktivitas di Bandara Supadio Pontianak, dan tidak sedikit maskapai penerbangan yang menunda penerbangan ke Bandara Supadio.
"Namun kondisi ini berangsur menurun menjelang siang hari hingga mencapai 3 kilometer," tuturnya.
Namun jarak pandang akan mulai menurun menjelang malam hari dan saat subuh jarak pandang hanya berkisar 200 meter hingga 400 meter, katanya.
(A057/H015)
Pewarta: Andilala
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014