WNA di Rudenim Manado dipindah ke Surabaya

24 September 2014 22:37 WIB
WNA di Rudenim Manado dipindah ke Surabaya
WNA Afganistan diamankan Imigrasi Sejumlah warga negara Afganistan pencari suaka bersantai di Ruang Detensi Imigrasi (Rudenim), Manado, Sulawesi Utara, Rabu (24/9). (ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar) ()

Dari jumlah tersebut dijadwalkan Jumat (26/9) sekitar 20 orang di antaranya akan dipindahkan ke Rudenim Surabaya,"

Manado (ANTARA News) - Sekitar 20 warga negara asing pencari suaka asal Afghanistan yang saat ini berada di Ruang Detensi Imigrasi (Rudenim) Mapanget, Manado, akan dipindahkan ke Surabaya.

Kasi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Manado Washington Nainggolan di Manado, Rabu mengatakan, kini terdapat sekitar 109 pencari suaka asal Afghanistan di Rudenim Manado.

"Dari jumlah tersebut dijadwalkan Jumat (26/9) sekitar 20 orang di antaranya akan dipindahkan ke Rudenim Surabaya," kata Nainggolan didampingi Kasi Informasi Kantor Imigrasi Manado Novly Momongan.

Dia mengatakan, 109 warga Afghanistan tersebut datang ke Manado dari sejumlah daerah di Indonesia seperti Jakarta, Bogor dan Makassar.

"Mereka sudah lama berada di Jakarta dan Bogor lalu datang ke Manado secara bertahap sejak sekitar Maret 2014," ujar Washington Nainggolan.

Kedatangan mereka ke Manado kemungkinan setelah mendapat informasi dari teman-temannya yang lebih dulu sampai di ibu kota Provinsi Sulawesi Utara itu. Manado kemungkinan dianggap enak dan bagus.

"Dengan saling memberikan informasi tersebut, mereka datang ke kota ini," katanya.

Kedatangan mereka telah dilaporklan ke Ditjen Imigrasi untuk dipindahkan ke Rudenim lainnya di Indonesia yang penghuninya masih sedikit.

Sebelumnya sejumlah warga asing tersebut telah dipindahkan ke Rudenim Tanjung Pinang, Pontianak, Medan dan Jakarta.

"Dalam waktu dekat sebanyak 20 warga asing lainnya dipindahkan di Surabaya," katanya menegaskan.

Dia mengatakan, warga Afghanistan pencari suaka tersebut sudah terdaftar di UNHCR.

"Mereka sudah memegang kartu UNHCR," katanya.
(J009/T007)

Pewarta: Jorie M R Darondo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014