Kepala Divre Bulog DKI Jakarta Achmad Mamun di Jakarta, Selasa, mengatakan sistem penyimpanan tersebut mengacu yang diterapkan di Thailand dan Vietnam, yakni dengan teknik CO2 stek dan dilakukan mulai awal tahun ini.
"Sistemnya adalah tumpukan ribuan karung raskin dikemas di dalam plastik yang diberi gas fumigan, dengan cara ini beras raskin yang nantinya akan dibagikan bebas kutu dan mikroorganisme lainnya," katanya.
Menurut dia, dengan cara tersebut biaya pemeliharaan makin rendah.
Biasanya, kata dia, penyimpanan dilakukan dengan teknik spraying dan fumigasi.
Sementara itu dengan sistem yang baru setiap 15 hari sekali dikontrol dan dilihat, sedangkan plastik akan dibuka setiap 7-10 hari sekali, kata dia.
Pada kesempatan tersebut pihaknya menjamin beras raskin yang tidak layak konsumsi di DKI Jakarta bisa langsung ditukarkan ke gudang Bulog yang berada di Kawasan Kelapa Gading.
Sehingga masyarakat penerima manfaat program beras raskin tetap menerima beras yang sesuai dengan standar.
"Kalau sudah mengalami perubahan kualitas, kalau ada keluhan, kami akan mengganti langsung," katanya.
Menurut dia, beras raskin yang tidak sesuai dengan standar tersebut nantinya akan kembali diolah dengan sebuah mesin khusus yang berada di gudang Bulog DKI Jakarta.
"Ada mesin pengolah, diolah melalui prosedur baku. Kotoran terbuang dan dikarungkan," kata Kepala Divre Bulog DKI Jakarta Achmad Mamun.
Pewarta: Subagyo
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014